Jakarta, CNN Indonesia -- Aparat penegak hukum AS menyatakan data dari iPhone pelaku penembakan di San Bernardino, Amerika Serikat, yang berhasil diretas memberikan informasi yang sebelumnya tidak dimiliki oleh FBI. Data itu membantu para penyidik menjawab sejumlah pertanyaan yang muncul dalam proses penyelidikan.
Dilaporkan
CNN pada Selasa (19/4), mengutip sumber aparat penegak hukum yang tak disebutkan namanya, data iPhone itu membuat penyidik yakin bahwa pelaku serangan tidak melakukan kontak dengan pihak lain selama selang waktu sekitar 18 menit ketika FBI mencari keberadaan Farook usai serangan penembakan massal terjadi.
Data dari ponsel ini membantu penyidik yang mempertimbangkan kemungkinan bahwa kedua pelaku serangan, Syed Farook dan istrinya, Tashfeen Malik, mendapat bantuan dari pihak lain, entah teman maupun keluarga, dalam meluncurkan serangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, data dari ponsel ini tidak memiliki bukti bahwa kedua pelaku serangan memiliki kontak dengan pendukung ISIS lain. Data dari iPhone itu juga tidak menunjukkan adanya penggunaan komunikasi terenkripsi selama selang waktu tersebut.
Para penyidik FBI menilai informasi ini merupakan sesuatu yang berharga dalam proses penyelidikan, dan tidak akan didapatkan jika iPhone tersebut tidak diretas.
Hingga kini, Apple dan FBI masih silang pendapat soal peretasan produk Apple demi membantu penyelidikan suatu kasus kejahatan. FBI menilai langkah ini diperlukan untuk penyelidikan, sementara Apple menentang keras praktik peretasan yang dinilai melanggar privasi konsumen produk mereka.
Ponsel iPhone milik Farook akhirnya diretas oleh sejumlah peretas swasta yang disewa oleh FBI untuk mendapatkan data ponsel.
Salah satu alasan yang diajukan Apple adalah bahwa FBI telah mendapatkan data yang relevan dari akun iCloud sang pelaku yang terkait dengan ponselnya, serta data lain yang tidak tersimpan dalam perangkat ponsel. Apple menilai meretas iPhone pelaku tidak akan memberikan informasi apapun.
Sementara pemerintah AS menilai bahwa para penyidik tidak bisa memastikan data di iCloud hingga mereka sendiri dapat mengakses data yang disimpan di dalam ponsel.
Penyelidik FBI menyimpulkan terdapat data pada ponsel yang tidak mereka miliki sebelumnya, namun menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Penyidik kini masih menganalisis data itu, menurut keterangan polisi.
Meski demikian, banyak misteri soal kejadian itu yang belum terjawab, seperti apa yang dilakukan sang penyerang dalam selang waktu 18 menit yang dihimpun FBI, dan mengapa para pelaku teroris dengan santainya berada di sekitar San Bernardino, menyusul terjadinya serangan.
(ama/stu)