Jakarta, CNN Indonesia -- Boko Haram terus mengembangkan metode mematikan untuk meluncurkan pemberontakannya di sejumlah wilayah di Afrika. Metode terbaru serangan kelompok militan ini adalah mengikatkan bom ke burung.
Dilaporkan
The Independent pada Jumat (22/4), penemuan metode baru Boko Haram ini diungkapkan oleh Mayor Jenderal Lamidi Adeosun, Komandan Koalisi yang memerangi kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS itu dalam pertemuan dengan diplomat Amerika dan pejabat keamanan.
Adeosun menunjukkan sejumlah foto mengerikan dari para korban serangan Boko Haram dan berbagai senjata terbaru kelompok militan itu dalam pertemuan di markas pasukan multinasional bersama di Chad pada Rabu (20/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu foto menunjukkan seekor burung dengan bahan peledak yang terikat di punggungnya. Adeosun menyebut metode ini "cerdik."
Adeosun juga mengungkapkan bahwa pasukannya menerima informasi intelijen bahwa anggota ISIS bergabung dengan Boko Haram. Namun, anggota Boko Haram dinilai tidak memenuhi persyaratan untuk meluncurkan serangan yang lebih luas, yang terkoordinasi dengan ISIS.
Laporan soal metode mengikat burung dengan bahan peledak bukan kali pertama terungkap. Sejumlah foto yang beredar pada Juli lalu menunjukkan bom diikatkan ke ayam oleh pejuang ISIS di kota Fallujah, Irak.
Terdapat spekulasi bahwa Boko Haram kini tengah mengembangkan berbagai metode baru untuk mengatasi kekurangan pasokan amunisi mereka. Namun spekulasi ini belum dapat dikonfirmasi.
Kelompok militan ISIS selama ini dikenal pandai membuat bahan peledak dari bahan kimia dan peralatan murah yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang petugas Suriah yang terlibat dalam operasi untuk merebut kembali kota Kuno Palmyra dari cengkeraman ISIS bulan lalu menggambarkan bagaimana ISIS mengikatkan bom di manapun, termasuk di tubuh hewan dan pohon.
Pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau, sudah berbaiat setia kepada ISIS sejak Maret lalu dan menyerukan sesama jihadi di sub-Sahara Afrika untuk melakukan langkah serupa, yang dapat memperluas jaringan kelompok itu.
Beberapa tahun terakhir, Boko Haram memperluas serangan terornya ke sejumlah negara tetangga Nigeria, seperti Chad, Niger dan Kamerun. Selain itu, Boko Haram juga meluncurkan penculikan terhadap 270 siswa SD di desa Chibok dua tahun lalu.
Indeks Terorisme Global menyatakan Boko Haram bertanggung jawab atas 6.644 kematian pada 2014. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat seiring dengan berlanjutnya pemberontakan Boko Haram.
Sejumlah serangan itu menjadikan Boko Haram disebut sebagai salah satu kelompok teror paling mematikan di dunia tahun lalu.
(ama)