Jakarta, CNN Indonesia -- Dana Moneter Internasional, atau IMF, menerima permohonan pinjaman dari Ekuador, usai gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter melanda negara di kawasan pantai Pasifik ini pada pertengahan April lalu.
Dilaporkan
Reuters pada Rabu (27/4), Direktur Departemen Wilayah Barat IMF, Alejandro Werner, mengungkapkan IMF akan membahas permintaan pinjaman Ekuador di Bagian Pendanaan Cepat IMF. Dia tidak memberikan rincian soal jumlah pinjaman yang diminta Ekuador.
Pekan lalu, Presiden Ekuador menyatakan bahwa negaranya akan memberikan pajak tambahan bagi warga kaya atau pegawai bergaji tinggi untuk membantu pengumpulan dana bagi rekonstruksi usai gempa bumi yang menewaskan lebih dari 650 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekuador juga akan menjual aset dan menerbitkan obligasi global untuk mendanai rekonstruksi pasca-gempa yang diperkirakan senilai miliar dolar.
Dalam aturan pinjaman IMF, Ekuador bisa mendapatkan hingga US$368 juta, atau sekitar Rp4,8 triliun, menurut perhitungan Reuters, namun akses tingkatan pinjaman akan bergantung dari kemampuan pembayaran negara itu.
"Gempa bumi adalah fenomena yang menghancurkan, dan jelas kami memiliki fasilitas untuk negara-negara yang menderita bencana alam," kata Werner kepada
Reuters di Mexico City pada Rabu.
Presiden Ekuador, Rafael Correa, sebelumnya memperkirakan kerugian akibat gempa mencapai US$2-3 miliar. Bencana ini, kata Correa akan mengurangi nilai pertumbuhan Ekuador hingga 2-3 persen tahun ini.
Correa juga menyatakan bahwa beban rekonstruksi seharusnya tidak hanya ditanggung wilayah yang terdampak bencana. Untuk itu, Correa menggunakan hak khususnya sebagai presiden untuk membebankan tambahan pajak pertambahan nilai antara 12-14 persen untuk tahun depan.
Selain itu, warga dengan jumlah kekayaan lebih dari US$1 juta diwajibkan membayar pajak satu kali sebesar 0,9 persen dari nilai aset mereka.
Para pekerja dengan pendapatan lebih dari US$1.000 per bulan harus menyumbangkan uang senilai gaji mereka selama satu hari. Sedangkan pekerja dengan pendapatan US$5.000 harus menyumbang uang senilai gaji lima hari.
Sementara menurut data Badan pangan PBB, WFP, sekitar satu dari setiap 30 warga Ekuador, atau total sekitar setengah juta orang, membutuhkan bantuan makanan setelah gempa menghancurkan perekonomian negara itu.
WFP mengaku siap menyediakan makanan bagi 260 ribu warga yang paling membutuhkan, termasuk anak-anak, warga di pengungsian dan mereka yang dirawat di rumah sakit.
WFP bersedia memberikan bantuan selama tiga bulan, yang akan memakan biaya sekitar US$34 juta, atau sekitar Rp448 miliar. Dana sebanyak itu diharapkan dapat terkumpul dari para pendonor publik dan swasta.
(ama/den)