PBB Kecam Kebijakan Pengungsi Austria yang Semakin Ketat

Elvina Rosita/AFP | CNN Indonesia
Kamis, 28 Apr 2016 18:44 WIB
Sekjen PBB, Ban Ki Moon mengecam kebijakan pengungsi Uni Eropa yang menurutnya semakin ketat dalam menghadapi krisis imigran di Eropa lalu.
Sekjen PBB, Ban Ki Moon mengecam kebijakan pengungsi Uni Eropa yang menurutnya semakin ketat dalam menghadapi krisis imigran di Eropa lalu. (Reuters/Mariana Bazo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekjen PBB, Ban Ki Moon mengecam kebijakan pengungsi Uni Eropa yang menurutnya "semakin ketat" dalam menghadapi arus imigran yang membanjiri daratan Eropa sejak pertengahan 2015 lalu.

Dalam pidatonya di parlemen Austria, Ban menyatakan "khawatir akan berkembangnya xenophobia di sini" dan beberapa wilayah di Eropa.

"Saya prihatin negara Eropa sekarang mengadopsi kebijakan imigrasi dan semakin membatasi pengungsi," kata Ban di hadapan para anggota parlemen pada Kamis (28/4), dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebijakan tersebut berpengaruh negatif terhadap kewajiban anggota negara terhadap hukum internasional kemanusiaan dan hukum Eropa. Perpecahan dan marjinalisasi sangat menyakitkan dan merusak keamanan," tuturnya.

Pernyatan Bam terlontar sehari setelah parlemen Austria mengadopsi salah satu hukum suaka Eropa, ketika pemerintahan Austria tengah berusaha meredam dukungan kaum sayap kanan yang meningkat.

Hukum tersebut memungkinkan pemerintah menyatakan "keadaan darurat" jika jumlah pengungsi terus meningkat, dan menolak sebagian pencari suka di daerah perbatasan, termasuk mereka yang berasal dari negara konflik, seperti Suriah.

Jika aturan tersebut diberlakukan, maka otoritas perbatasan hanya akan memberikan akses kepada para pengungsi yang menerima ancaman di negara tetangga, atau pengungsi yang memiliki keluarga yang sudah berada di Austria.

Namun, hukum itu tidak akan berlaku bagi pengungsi anak dibawah umur dan pengungsi wanita yang tengah mengandung.

Kebijakan baru Austria ini serupa dengan hukum yang diterapkan oleh pemerintah sayap kanan Hungaria tahun lalu.

Badan pengungsi PBB pada hari Rabu memperingatkan bahwa kebijakan ini "menghilangkan inti dari perlindungan pengungsi."

Namun, Austria bersikeras karena tidak memiliki pilihan lain selama "anggota Uni Eropa gagal melakukan tugas mereka" untuk menghentikan arus pengungsi memasuki Eropa.

Lebih dari satu juta pengungsi, terutama dari Suriah, Irak dan Afghanistan, melarikan diri ke Eropa tahun lalu dan memicu krisis imigrasi yang disebut-sebut terburuk di Eropa setelah Perang Dunia II.

Berada di antara dua rute pengungsi di Eropa, Balkan dan Italia, Austria menerima sekitar 90 ribu pengajuan suaka pada 2015, jumlah pengajuan tertinggi kedua bagi negara Eropa setelah Swedia.

Krisis imigran di Eropa membuat dukungan terhadap partai sayap kanan meningkat, utamanya menjelang pemilihan presiden pada 22 Mei mendatang. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER