Obama Banggakan Keberhasilannya Membunuh Osama bin Laden

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 03 Mei 2016 14:42 WIB
Barack Obama menekankan target pendekatannya dalam memerangi terorisme dan menyarankan penggantinya nanti untuk mengikuti jejaknya ketimbang pendahulunya.
Menurut Obama, ancaman terorisme kini semakin berbahaya, apalagi situasi di Timur Tengah semakin kacau. (Reuters/Saul Loeb)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam peringatan lima tahun wafatnya Osama bin Laden, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, membanggakan strateginya dalam mengatasi terorisme. Obama berharap, penerusnya nanti di Gedung Putih akan melanjutkan kebijakannya dalam memerangi terorisme, ketimbang mengikuti jejak para pendahulunya.

"Jenis Pasukaan Khusus dan pengumpulan data intelijen yang kita lihat dalam penggempuran bin Laden akan menjadi alat pilihan bagi seorang presiden dalam menghadapi ancaman semacam itu," ujar Obama kepada CNN.

Menurut Obama, ancaman terorisme kini semakin berbahaya, apalagi situasi di Timur Tengah semakin kacau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, tanpa merujuk langsung ke kebijakan Presiden George W. Bush untuk menerjunkan pasukan ke Afghanistan dan Irak, Obama mengatakan bahwa operasi besar-besaran semacam itu hanya akan membuat upaya penumpasan terorisme semakin sulit.

"[Gagasan] mengirimkan 100 ribu tentara untuk menginvasi semua negara di mana organisasi seperti ini muncul akan menjadi kontra-produktif dan justru menumbuhkan ideologi yang kita perangi," ucap Obama.

Kendati demikian, Obama juga mengakui bahwa ada beberapa keputusan sulit yang ia ambil selama menjabat sebagai presiden, salah satunya mengenai perluasan wilayah penggunaan pesawat nirawak atau drone.

Awalnya, AS berharap drone itu dapat membantu tentara untuk mencapai tempat yang sulit dijangkau. Namun menurut Obama, struktur hukum dan sistem kontrol penggunaan drone belum cukup.

"Sangat mudah untuk menggunakannya tanpa memikirkan semua akibatnya. Apa yang kami coba lakukan adalah memastikan bahwa kami akuntabel untuk menggunakan Predator," kata Obama.

Militer AS pun berupaya keras untuk mengurangi kerancuan target antara sel teroris aktif dan kemungkinan daerah warga sipil.

"Dengan begitu, Anda akan selalu kurang tidur karena Anda tahu selalu ada kemungkinan dalam aksi penyerangan bahwa seseorang yang seharusnya tidak terbunuh akhirnya tewas," tutur Obama.

Ketidakpastian ini juga sempat menghantui Obama saat operasi pemburuan bin Laden yang akhirnya berhasil dilakukan pada 2011 lalu. Ia ingat betul bagaimana semua petinggi militer yang sudah mendapatkan kabar mengenai keberhasilan tersebut tak lantas bersorak kegirangan.

"Satu hal yang dapat diambil setelah melalui semua ini, dan semua orang yang duduk di meja ini sudah melalui naik turun dalam situasi perang. Menarik karena semua sampai pada titik di mana tidak ada orang bersorak atau melakukan tos karena kami tidak yakin," ucap Obama.

Hingga akhirnya helikopter mendarat di Afghanistan dengan jasad bin Laden, "barulah kami bernapas lega."

Dari operasi tersebut, banyak pelajaran yang dapat dipetik. Salah satunya adalah bahwa dalam formula penumpasan terorisme, AS harus bekerja sama dengan sekutunya untuk mengatasi kisruh politik dan masalah ekonomi di sebuah sehingga tidak menjadi ladang baru bagi ekstremis.

Lima tahun selang kematian Osama, kini AS sudah dapat bekerja secara sistematik untuk melemahkan akar Al-Qaidah dan mencapai puncak kepemimpinannya. Sementara itu, kemampuan organisasi seperti ISIS untuk melakukan serangan besar-besaran juga sudah diredam.

Namun kini, tantangan memberantas terorisme lebih besar dengan adanya jejaring sosial yang dapat menjadi perpanjangan tangan kelompok-kelompok teror.

Masalah terorisme ini, kata Obama, harus ditangani dengan baik oleh penerusnya nanti. Pasalnya, upaya pembasmian terorisme tak hanya melibatkan pasukan, tapi juga gagasan.

Meskipun tak merujuk langsung ke Donald Trump, Obama kemudian menjelaskan bahwa cara penumpasan terorisme seharusnya tidak dengan cara menolak masuk umat Muslim ke AS.

"Kami harus meyakinkan bahwa tidak ada sentimen anti-Muslim dari beberapa politisi... Jangan bereaksi dengan cara yang dapat membuat masalah lebih runyam, bukan lebih baik," ucapnya.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan Trump menggantikan posisinya untuk duduk di kursi Presiden AS, Obama hanya berkata, "Saya rasa itu tidak akan terjadi."

Di akhir pembicaraan, Obama lantas menyimpulkan keyakinannya bahwa warga Amerika dapat memetik pelajaran dari penyerbuan yang dilakukan selama ia menjabat.

"Kami memiliki orang yang efektif dan pemerintahan yang mengerti bagaimana melakukannya. Selama kami mengoperasikannya dari posisi kepercayaan diri dan kekuatan dan jujur, kelompok-kelompok atau individu seperti ini tidak akan dapat mengalahkan kami," katanya. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER