Jakarta, CNN Indonesia -- Putra dari Mahathir Mohamad, Mukhriz Mahathir, melayangkan gugatan terhadap Tengku Sarifuddin Tengku Ahmad yang menjabat sebagai Sekretaris Pers Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.
Surat gugatan tersebut dikirimkan ke Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur atas nama perusahaan Haniff Khatri and Co.
Seperti dilansir
Malaysiakini, Selasa (3/5), gugatan itu terkait dengan pernyataan media yang dirilis oleh Tengku antara 15-26 April.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan yang dipermasalahkan ini menuding Mukhriz bekerja sama dengan ayahnya dan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, untuk menggulingkan pemerintahan Najib.
Menurut Mukhriz, pernyataan itu mengindikasikan bahwa ia akan diberikan kursi PM ketika Muhyiddin turun setelah menggantikan Najib nantinya.
Mukhriz menuding Tengku ingin menciptakan citra bahwa ia merupakan orang yang gila kekuasaan dan akan melakukan apapun untuk memenuhi ambisi menjadi PM, termasuk berbuat curang terhadap proses demokrasi.
Lebih jauh, Mukhriz juga menganggap pernyataan bahwa ia terjun ke politik kotor atas pengaruh Mahathir, adalah tuduhan yang tidak berdasar dan tidak bermoral.
Selain itu, Mukhriz juga menuntut Tengku agar tidak merilis pernyataan pers serupa di kemudian hari.
Ketegangan kedua pihak ini sebenarnya mulai memanas pada 15 April lalu, ketika Sarifuddin mengatakan bahwa Mahahtir harus bertanggung jawab atas tercorengnya reputasi Malaysia. Ia juga mengkritik media Barat yang menjadi alat agenda politik.
"Kebohongan Mahathir dimotivasi oleh kepentingan pribadi, bukan untuk Malaysia atau rakyatnya. Ini merupakan upaya untuk menggunakan penipuan untuk menggulungkan pemerintah yang dipilih secara demokratis, hanya untuk menyelamatkan karier putra Mahathir, Mukhriz," katanya.
Sebelas hari setelahnya, Tengku mengklaim bahwa Mahathir berupaya menaikkan nama anaknya. Namun saat gagal, ia menyalahkan Najib.
Konflik ini mencuat setelah Mahathir memutuskan untuk mengundurkan diri dari partai berkuasa, UMNO. Menurut Mahathir, ia keluar dari UMNO karena partai itu sudah tak sesuai lagi dengan visi misi awalnya dan hanya berdiri untuk mendukung Najib yang korup.
Namun menurut UMNO, Mahathir mengundurkan diri karena kecewa lantaran Mukhriz tidak menjadi perdana menteri. Awal Februari lalu, Mukhriz mengundurkan diri sebagai kepala menteri Kedah.
(den)