Partai Berkuasa Korut Buka Kongres Pertama setelah 36 Tahun

CNN Indonesia
Jumat, 06 Mei 2016 19:48 WIB
Setelah digaungkan sejak akhir tahun lalu, Korea Utara akhirnya membuka kongres pertama Partai Pekerja dalam 36 tahun belakangan pada Jumat (6/5).
Dari luar gedung tempat kongres diadakan, terlihat foto besar dari pendiri Korut, Kim Il Sung, dan anaknya, Kim Jong Il, yang merupakan para pemimpin pendahulu sang pewaris takhta, Kim Jong-un. (Reuters/Damir Sagolj)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah digaungkan sejak akhir tahun lalu, Korea Utara akhirnya membuka kongres pertama Partai Pekerja dalam 36 tahun belakangan pada Jumat (6/5).

Menjelang acara pembukaan, Korut mendeklarasikan hasil menakjubkan dari Kongres itu dan mengatakan bahwa pengembangan rudal balistik merupakan "hadiah terbaik" dalam acara langka ini.

"Hasil menakjubkan sudah dicapai," demikian bunyi laporan media pemerintah Korut, KCNA. Corong Pyongyang itu kemudian menggembar-gemborkan produksi di sektor industri yang diklaim sudah mencapai target 144 persen dan pembangkit listrik hingga 110 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, KCNA tak menjabarkan lebih lanjut substansi dari kongres itu. Jurnalis asing yang diundang juga tak diizinkan masuk ke dalam arena kongres di April 25 House of Culture.

Namun dari luar gedung, terlihat foto besar dari pendiri Korut, Kim Il Sung, dan anaknya, Kim Jong Il, yang merupakan para pemimpin pendahulu sang pewaris takhta, Kim Jong-un. Bendera-bendera partai yang berwarna merah pun berkibar, sementara petugas keamanan berbusana kemeja dan dasi bersiaga.

Bus-bus kosong juga terlihat terparkir rapi di luar gedung. Ribuan delegasi dari seluruh penjuru Korut diperkirakan akan menghadiri kongres pertama sejak 1980 ini.

Sebelumnya, para analis kebijakan luar negeri sudah mempredikasi bahwa kongres ini akan menjadi ajang bagi Kim Jong-un untuk mengadopsi kebijakan byongjin gagasannya.

Seperti dilansir Reuters, byongjin sendiri berarti “tekanan berkelanjutan” yang dalam hal ini maksudnya adalah untuk pembangunan ekonomi dan kemampuan nuklir.

Byongjin merupakan kelanjutan dari kebijakan Songun atau keutamaan militer yang diusung oleh Kim Jong-il. Songun pun merupakan tindak lanjut dari kebijakan Juche, ideologi fundamental Korut yang menggabungkan Marxisme dan nasionalisme ekstrem.

Berlandaskan campuran ideologi tersebut, Kim Jong-un dianggap dapat membawa sedikit perubahan di Korut. Ia menumbuhkan ekonomi pasar informal meskipun belum diadopsi sebagai kebijakan resmi pemerintah.

Di tangan Kim, kini ada lebih banyak taksi dan mobil pribadi di jalan. Barang-barang kebutuhan sehari-hari juga lebih tersedia di pasar-pasar, sementara gedung-gedung baru terlihat mulai dibangun.

Kim juga dikenal dengan ambisi agresifnya untuk mengembangkan senjata nuklir dan teknologi rudal balistik.

Maret lalu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akhirnya mengadopsi resolusi baru untuk memperkuat sanksi setelah Korut melakukan uji coba nuklir pada Januari.

Sebelumnya, Korea Selatan menyatakan kekhawatirannya atas kemungkinan Korut melakukan uji coba nuklir berikutnya menjelang atau setelah kongres digelar.

Menurut laporan kantor berita Korsel, Yonhap, radio berita di Korut sudah menyiarkan bahwa kongres ini akan "mengungkap cetak biru brilian untuk menyambut kemenangan akhir dari revolusi kami."
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER