Jakarta, CNN Indonesia -- Kandidat calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjadi sorotan publik karena berbagai komentarnya yang kontroversial, salah satunya adalah melarang umat Muslim memasuki AS. Kini, sebagai satu-satunya kandidat capres dari Partai Republik yang berupaya menggali dukungan penuh dari partainya, Trump terlihat melunak, dan menyatakan bahwa seruan pelarangan itu hanyalah sebuah saran.
Seruan pelarangan Muslim memasuki AS diluncurkan Trump pada Desember lalu dalam sebuah pernyataan resmi, yang berbunyi "menyerukan pelarangan bagi seluruh Muslim untuk memasuki Amerika Serikat." Mengklarifikasi pernyataannya itu, Trump memaparkan pada Rabu (11/5) bahwa "seruan itu belum terlaksana" dan "hanya sebuah saran."
"Kami memiliki masalah serius, dan pelarangan itu bersifat sementara, belum terlaksana dan tidak ada yang melakukannya, ini hanya saran sampai kita mencari tahu apa yang terjadi," kata Trump kepada
Fox News, dikutip dari
CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam wawancara terpisah, Trump juga menekankan bahwa seruannya itu bersifat sementara. "Tidak, seruan itu tidak pernah dimaksudkan untuk diberlakukan selamanya. Itu hanya sementara," kata Trump berdalih.
Ketika ditanya apakah suatu hari dia akan mencabut larangan itu, Trump menyatakan, "Tentu saja, saya ingin mencabut [larangan] itu secepatnya. Tapi kita tetap harus waspada. Kita mengalami masalah terorisme Islam radikal yang bahkan presiden kita tak mau membicarakannya," tutur Trump.
Klarifikasi ini dinilai sebagai salah satu perubahan sikap taipan real-estate yang tengah memerlukan suara bulat dari partainya menjelang konvensi Republik pada Juli mendatang.
Trump dijadwalkan untuk bertemu dengan sejumlah politisi senior Republik, termasuk Ketua DPR AS Paul Ryan, pada Kamis (12/5) untuk mempromosikan kebijakannya dan menggalang dukungan. Ryan, politisi yang dihormati di kalangan Republik, hingga kini belum menyatakan dukungannya atas pencalonan Trump.
Ryan dan Kepala Komite Nasional Republik, Reince Priebus bahkan secara terbuka mengecam seruan Trump yang melarang Muslim memasuki AS. Menurut Ryan, seruan itu "tidak mencerminkan kami" dan melanggar Konstitusi.
Tak hanya soal pelaranga Muslim memasuki AS, perubahan sikap Trump juga terlihat dalam pernyataannya yang mendukung soal kenaikan pajak untuk kaum elite AS. Pada Minggu (8/5), Trump mengaku terbuka atas kemungkinan penaikan pajak tersebut, meski sebelumnya berjanji akan mendukung
keringanan pajak yang luas untuk semua sektor, termasuk bisnis dan rumah tangga. (ama)