Jakarta, CNN Indonesia -- Maria Chin Abdullah, aktivis kelompok pemantau pemilihan umum di Malaysia, Bersih 2.0, dicekal ke luar negeri. Dia tak bisa terbang ke Korea Selatan untuk menerima penghargaan Gwangju Prize Human Right Award.
Seperti dilansir New Straits Times, Maria Chin seharusnya terbang dari Bandara Internasional Kuala Lumpur pada Minggu (15/5) malam.
“Pimpinan BERSIH, @mariachin dilarang keluar dari negeri ini, dia seharusnya menerima Gwangju Award dari Korea,” begitu cuitan akun Twitter resmi Bersih 2.0 (@bersih2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota sekretariat Bersih 2.0, Mandeep Singh mengatakan Maria Chin tak bisa melewati imigrasi di bandara Kuala Lumpur.
“Tak ada penjelasan yang diberikan, kecuali bahwa itu adalah instruksi dari Putrajaya,” tutur Singh kepada Malaysiakini.com.
Maria Chin sendiri mengatakan belum pernah dicekal seperti itu. Dia sudah pernah bepergian ke New York, Jenewa, dan London, sebelum pemilihan umum di Sarawak pada 7 Mei lalu.
“Ini konyol dan sewenang-wenang, saya rasa ini melanggar hukum dan bertentangan dengan konstitusi,” tuturnya.
Gwangju Prize for Human Rights adalah penghargaan yang diberikan oleh yayasan May 18 Memorial Foundation kepada mereka yang aktif membela hak asasi manusia dan perdamaian.
Bersih terpilih menerima penghargaan itu, berbagi dengan aktivis Vietnam, Nguyen Dan Que.
(ded/ded)