Jerman Pekerjakan Pengungsi dengan Upah 1 Euro per Jam

Amanda Puspita Sari/AFP | CNN Indonesia
Senin, 16 Mei 2016 15:17 WIB
Ribuan pengungsi di Jerman memutuskan untuk bekerja serabutan sembari menunggu proses pengajuan suakanya, meski dibayar dengan upah 1 euro per jam.
Ilustrasi (Reuters/Yannis Behrakis)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dengan sendok dan spatula di tangan, Zaid, seorang pengungsi Irak berusia 23 tahun, mengangkat panci besar berisi gulai dan kentang saat memulai jam kerjanya.

Zaid bekerja dari jam 6.30 sampai 8 malam, ia dipekerjakan oleh kota Berlin untuk menghidangan makan malam bagi 152 pengungsi asal Suriah, Irak, Afghanistan dan Moldova di sebuah gedung olah raga yang sudah berubah fungsi menjadi tempat penampungan darurat.

Pekerjaan Zaid meliputi penataan meja, memotong roti, menyajikan makanan dan membersihkan sisa makanan. Sebagai imbalannya, Zaid menerima upah 1,05 euro atau sekitar Rp15.800 per jam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zaid merupakah salah satu dari ribuan pengungsi yang memutuskan untuk bekerja serabutan sembari menunggu proses pengajuan suaka. Tak hanya menghidangkan makan malam, Zaid juga bekerja memperbaiki sepeda, memangkas tanaman, dan membersihkan trotoar. Seluruh pekerjaan itu menawarkan upah satu euro.

Zaid memaparkan pengungsi hanya boleh bekerja maksimal 20 jam sehari, dengan pendapatan bulanan maksimal 84 euro (Rp1,2 juta). Jumlah itu merupakan uang tambahan, di samping 143 euro (Rp2,1 juta) uang saku yang dia dapatkan sembari menunggu proses pengajuan suaka.

Pendapatan Zaid bisa jadi sangat kecil dibanding upah rata-rata pegawai di Jerman. Namun, Zaid menjalani pekerjaannya dengan penuh senyum.

"Pekerjaan ini memungkinkan saya berkomunikasi dengan relawan Jerman yang datang ke sini untuk mendistribusikan makanan, dan memberi saya kesempatan untuk berbicara bahasa mereka," kata Zaid yang melarikan diri dari kota Hilla, sekitar 100 kilometer sebelah selatan dari Baghdad, Irak, bersama dengan ayahnya dan adik perempuannya, enam bulan yang lalu.

Proses pengajuan suaka di Jerman bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, membuat para pengungsi bosan tanpa aktivitas di tempat penampungan. Mereka juga tidak diperbolehkan mengambil pekerjaan tetap sebelum pengajuan suaka mereka dikabulkan.

Untuk menyiasati masalah ini, pemerintah Jerman memutuskan untuk mempekerjakan pengungsi di tempat penampungan dengan upah satu euro. Pekerjaan ini juga dianggap membantu mengintegrasikan catatan pengungsi, yang berjumlah lebih dari 1,1 juta orang tahun lalu.

Kota Berlin saat ini mempekerjakan 3.925 pengungsi yang ditampung di 75 pusat penampungan. Pemerintah kota Berlin tengah mempertimbangkan untuk memperluas lapangan "pekerjaan satu euro" dengan menggandeng sejumlah asosiasi publik atau badan amal. Para pengungsi dapat bekerja untuk membantu di penampungan tunawisma atau pusat rehabilitasi untuk pecandu alkohol.

Sementara di Bavaria, wilayah yang menjadi pintu gerbang utama bagi ribuan pengungsi di Jerman selatan, sebanyak 9.000 pengungsi tercatat mengambil pekerjaan dengan upah satu euro.

Kota Hanover juga menawarkan para pengungsi berbagai pekerjaan, seperti memperbaiki sepeda, atau menyortir pakaian yang disumbangkan, atau menemani anak-anak TK dalam kelas pertukaran bahasa Jerman.

Menteri Tenaga Kerja Jerman, Andrea Nahles, berjanji akan membuat 100 ribu lapangan pekerjaan semacam itu untuk para pengungsi, yang menurutnya dapat membantu mereka terjun ke pasar kerja Jerman.

"Dalam jangka pendek, pekerjaan semacam itu masuk akal, karena para pengungsi tidak mengambil pekerjaan tetap," kata Ronald Bachmann, ekonom dari RWI Institute kepada AFP. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER