PM Inggris: Turki Akan Gabung Uni Eropa Sekitar Tahun 3000

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mei 2016 01:28 WIB
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, memperkirakan bahwa Turki baru dapat bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 3000.
Menurut Cameron, meskipun Inggris bukan lagi anggota Uni Eropa, mereka masih memiliki hak veto untuk menentukan jika ada negara yang ingin menjadi anggota baru. (Reuters/Ints Kalnins)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Inggris, David Cameron, memperkirakan bahwa Turki baru dapat bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 3000.

"Pada perhitungan dari proses hingga saat ini, mereka mungkin akan bergabung sekitar tahun 3000 menurut perkiraan terakhir," ujar Cameron seperti dikutip Al-Arabiya, Minggu (22/5).

Pernyataan ini dilontarkan Cameron untuk menyanggah pernyataan para penggagas kampanye "Pilih Keluar" di Inggris. Mereka mendesak warga untuk memilih opsi Inggris keluar dari Uni Eropa dalam referendum pada 23 Juni mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para penggagas kampanye itu memperkirakan sekitar 142 ribu warga Turki akan membanjiri Inggris setiap tahunnya jika Ankara bergabung dengan Uni Eropa.

Namun bagi Cameron, yang ingin Inggris tetap bertahan di Uni Eropa, para penggagas kampanye itu salah kaprah. Menurut Cameron, meskipun Inggris bukan lagi anggota Uni Eropa, mereka masih memiliki hak veto untuk menentukan jika ada negara yang ingin menjadi anggota baru.

"Tidak ada rencana Turki akan bergabung dengan Uni Eropa dalam waktu dekat. Mereka sudah meminta sejak 1987," katanya.

Tetap saja, para penggagas kampanye menganggap tujuan Uni Eropa sama saja seperti diktator Nazi, Adolf Hitler. Sementara itu, para pendukung Cameron menganggap jika Inggris keluar dari Uni Eropa, ISIS akan senang.

Beberapa pakar melihat terbelahnya opini masyarakat ini sebenarnya berakar pada masalah ekonomi. Menurut para penggagas kampanye, Uni Eropa hanya membelenggu potensi besar Inggris dan negara mereka dapat menjadi pedagang tunggal jika memutuskan untuk keluar.

Namun, sejumlah advokat Uni Eropa, perekonomian Inggris akan anjlok jika keluar. Para pemimpin dunia, termasuk Barack Obama dan Justin Trudeau, pun menganggap Inggris melakukan hal bodoh jika keluar dari Uni Eropa dan memalingkan muka dari rekan dagangnya.

Pada akhirnya, masalah keluarnya Inggris ini dianggap menjadi penentu masa depan Uni Eropa, kawasan yang sudah dilanda masalah pengungsi berkepanjangan, hingga rangkaian serangan teroris. Semua hal ini membuat finansial negara-negara Uni Eropa merosot, kecuali Inggris.

Sementara itu, Turki juga mengalami kesulitan karena harus menampung arus imigran dari Suriah yang sebenarnya ingin menuju Eropa.

Pada Minggu (22/5), Binali Yildrim yang baru saja diangkat menjadi Perdana Menteri Turki mengatakan bahwa ini merupakan saatnya untuk mengakhiri kebingungan mengenai kepastian keanggotaan Ankara serta penanganan imigran.

"Ada satu hal yang perlu diselesaikan dengan Uni Eropa. Kebingungan mengenai keanggotaan tetap Turki dan masalah imigran harus diakhiri. Ini merupakan waktu bagi kami untuk mengetahui apa yang dipikirkan Uni Eropa mengenai Turki," katanya. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER