Tokoh Anti-Barat Terpilih jadi Kepala Majelis Ahli Iran

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mei 2016 17:04 WIB
Ahmad Jannati terpilih sebagai Kepala Majelis Ahli Iran, yang berkuasa untuk menunjuk pemimpin tertinggi selanjutnya menggantikan Ayatollah Ali Khamenei.
Ahmad Jannati, 90, terkenal sebagai tokoh yang vokal mengkritik kebijakan dan berbagai upaya Presiden Hassan Rouhani untuk mengakhiri isolasi global terhadap Iran melalui dengan normalisasi hubungan dengan Barat. (Tasnim News Agency/Meghdad Madadi via Wikimedia CC-BY-4.0)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ahmad Jannati, seorang ulama anti-Barat yang terkenal memiliki pandangan garis keras terpilih sebagai Kepala Majelis Ahli Iran yang baru. Pemilihan Jannati dapat menjadi penanda bahwa kaum konservatif masih memiliki kendali kuat di Iran.

Di Iran, Majelis Ahli merupakan dewan para ulama terkemuka yang akan menunjuk pemimpin tertinggi selanjutnya, menggantikan pemimpin saat ini, Ayatollah Ali Khamenei.

Jannati, 90, terkenal sebagai tokoh yang vokal mengkritik kebijakan dan berbagai upaya Presiden Hassan Rouhani untuk mengakhiri isolasi global terhadap Iran melalui dengan normalisasi hubungan dengan Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dewan ulama yang terdiri dari 88 anggota, sebagian besar merupakan ulama senior, dalam waktu dekat akan memilih pemimpin tertinggi Iran selanjutnya, menggantikan Khamenei,77, yang dikabarkan dalam kondisi kesehatan yang menurun.

Iran, yang memiliki nama resmi Republik Islam Iran, membentuk pemerintahan berdasarkan konstitusi 1979. Jabatan Pemimpin Tertinggi di negara ini merupakan tokoh yang menentukan kebijakan Iran di semua sektor, termasuk kebijakan luar negeri.

Pemimpin Tertinggi Iran juga merupakan komandan tertinggi angkatan bersenjata dan ditunjuk sebagai kepala peradilan, penyiaran negara dan serta pemimpin pelaku ekonomi utama. Sebaliknya, jabatan presiden memiliki kekuatan yang lebih sedikit.

Media yang dikelola pemerintah Iran melaporkan bahwa Khamenei mengirimkan surat kepada Majelis Ahli, untuk meminta para anggota barunya "menjaga indentitas dan revolusi Islam" Iran dan memperhatikan "kesalehan pribadi dan pandangan politik pemimpin tertinggi [berikutnya]."

Khamenei merupakan Pemimpin Tertinggi kedua Iran, yang dipilih pada 1989 ketika Ayatollah Khomeini meninggal.

Majelis Ahli dipilih oleh rakyat kira-kira setiap 10 tahun sekali. Jannati terpilih sebagai kepala majelis dengan perolehan 51 suara yang digelar pada Februari lalu, menurut laporan media pemerintah.

Terpilihnya Jannati seperti sudah diprediksi sebelumnya karena sejumlah ulama berpandangan garis keras ingin mempertahankan ideologi mereka di dalam majelis.

Meski demikian, Rouhani yang berpandangan moderat, dan sekutu utamanya, mantan presiden Akbar Hashemi Rafsanjani, juga merupakan anggota majelis.

Rouhani dan sekutunya berhasil mencapai kesepakatan nuklir dengan enam negara besar dunia tahun lalu, yang berujung kepada sejumlah pencabutan sanksi untuk Iran.

Tak hanya menjabat sebagai Kepala Majelis Ahli, Jannati juga berperan sebagai Ketua Dewan Garda, badan pemeriksaan Iran yang juga menganut paham garis keras. Lembaga ini mendiskualifikasi mayoritas kaum reformis dan moderat terkemuka dalam pencalonan pada pemilu lalu.

Sepanjang dekade terakhir, para pejabat konservatif mendapatkan kursi yang lebih banyak di Majelis Ahli maupun di parlemen, karena semua calon diperiksa oleh Dewan Garda, yang para anggotanya dipilih secara langsung maupun tidak langsung oleh Pemimpin Tertinggi untuk menafsirkan konstitusi.

Jannati terkenal sangat vokal dapal menyuarakan opininya yang anti-Barat. Ia menuduh Barat telah menciptakan al-Qaidah dan menggambarkan pasukan AS di Irak sebagai "serigala haus darah." (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER