Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden baru Taiwan menjadi bulan-bulanan di media China lantaran masih lajang. Menurut sebuah tulisan di koran, karena statusnya tersebut, presiden wanita pertama Taiwan itu adalah sosok yang "ekstrem".
Hinaan ini adalah yang paling keras dari China terhadap Tsai Ing-wen sejak pelantikan pekan lalu. Tsai terkenal akan sikapnya yang anti-China dan menyerukan proklamasi kemerdekaan Taiwan.
China masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka namun membangkang sejak berakhirnya perang saudara tahun 1949. Sementara Taiwan menganggap diri telah merdeka. China mengatakan, akan merebut kembali Taiwan, pakai kekerasan bila perlu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tsai dikritik di China karena terang-terangan menolak "kebijakan satu China". Namun baru kali ini kritikan China ditujukan kepada kepribadian Tsai.
Dalam kolom opini pada Rabu (25/5), Wang Weixing, peneliti di Tentara Pembebasan Rakyat China dan anggota Asosiasi Hubungan Semenanjung Taiwan, mengatakan bahwa Tsai berhasil memimpin karena belum menikah dan memiliki anak.
"Dianalisa dari sisi kemanusiaan, sebagai seorang politisi wanita lajang, dia tidak memiliki beban kasih sayang, hambatan keluarga atau kekhawatiran akan anak," kata Wang dalam tulisannya di situs koran International Herald Leader, anak perusahaan kantor berita pemerintah, Xinhua.
"Gaya dan strateginya dalam mencapai tujuan politik mengarah kepada emosi, personal dan ekstrem," kata Wang, sembari menambahkan Tsai sangat fokus pada detail dan tujuan jangka pendek, namun mengabaikan strategi keseluruhan yang lebih luas.
Menurut media Inggris Telegraph, tulisan Wang tersebut bertolak belakang dengan kepribadian Tsai yang terlihat media. Tsai dikenal sebagai pribadi yang tenang dan berwibawa, yang mengantarkannya ke posisi presiden Taiwan, negara dengan 23 juta penduduk.
Tsai punya tugas meningkatkan perekonomian Taiwan yang mulai menurun serta mengatur hubungan dengan China untuk menghindari agresi.
Walau menyatakan ketidakpuasan atas terpilihnya Tsai, namun pemerintah Beijing tidak melakukan tekanan diplomatik, ekonomi atau militer terhadap Taiwan.
(den)