Putra Pembelot AS Jadi Bintang Propaganda Korut

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 26 Mei 2016 13:51 WIB
Dua putra tentara Amerika Serikat yang membelot ke Korea Utara pada tahun 1962 kini menjadi bintang propaganda rezim Kim Jong Un.
Dua putra tentara pembelot AS kini menjadi bintang propaganda Korut. (Dok. Minjok Tongshin via Youtube)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua putra tentara Amerika Serikat yang membelot ke Korea Utara pada tahun 1962 kini menjadi bintang propaganda rezim Kim Jong Un. Mereka mengaku setia pada Korut dan meminta AS menghentikan permusuhan terhadap Pyongyang.

Dikutip dari Telegraph, Kamis (26/5), Ted dan James Dresnok, putra dari James Joseph Dresnok, diwawancara oleh media pro-Korut yang berbasis di AS, Minjok Tongshin. Keduanya telah berkeluarga dan menjadi warga Korut.

Ted mengatakan, "berkat kebaikan Kim Jong Il" dia bisa sekolah bahasa asing sebelum mempelajari Inggris dan Jepang di Fakultas Luar Negeri Pyongyang University.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria berusia 36 tahun itu kini bekerja di fasilitas pendidikan Partai Pekerja, telah menikahi seorang wanita Korut dan memiliki putri berusia tujuh tahun dan putra berusia enam tahun.

Sementara James yang berpakaian tentara telah mengabdikan dirinya di militer Korut sejak tahun 2014. "Berkat kebaikan jenderal, kami menerima hadiah setiap hari libur nasional. Kami bersyukur atas sistem sosialisme ini," kata James.

"Karena situasi yang memburuk di Semenanjung Korea, saya memutuskan bekerja untuk militer. Saya ingin melayani tanah air ini dengan nyawa saya dan menyatukan Korea sehingga dunia bisa melihat keunggulan Korea-nya Kim," lanjut pria yang memiliki putri berusia 6 tahun ini.

Kedua pria yang memakai pin bertuliskan Kim Il Sung dan Kim Jong Il itu setuju AS adalah negara yang patut disalahkan atas ketegangan di kawasan belakangan ini.

"Saya menyarankan AS menghentikan permusuhan kepada Korut. Mereka [AS] melakukan banyak kesalahan dan sekarang waktunya mereka bangun dari delusi," kata James.

"AS harus menandatangani perjanjian damai dengan Korut dan menarik pasukan serta senjata nuklir dari Semenanjung Korea. Ini cara paling cepat mengatasi masalah saat ini," kata James.

Mereka juga memuji ayah mereka karena telah membelot ke Korea. "Dia telah memilih jalan yang benar," kata mereka.

Dresnok adalah satu dari enam tentara AS yang membelot setelah Perang Korea berakhir tahun 1953. Mereka memilih berlari melalui ladang ranjau di zona demiliterisasi ketimbang diadili karena memalsukan dokumen izin meninggalkan pangkalan di Korea Selatan.

Di Korut, Dresnok kemudian menjadi guru bahasa Inggris dan membuat video propaganda bagi pemerintah Korut.

Pembelot AS lainnya, Charles Jenkins, dalam bukunya berjudul "The Reluctant Communist", mengatakan Dresnok adalah penindas dan menyerang Jenkins dalam sedikitnya 30 kesempatan.

Dia juga mengkhianati pembelot AS lainnya dengan menceritakan rahasia mereka.

Dresnok membantah tuduhan ini dalam film dokumenter mengenai dirinya, berjudul "Crossing the Line."

Dresnok menikahi diplomat di Kedutaan Romania, Pyongyang, Doina Bumbea. Ada rumor, Bumbea adalah korban penculikan agen intelijen Korut.

Setelah kematian Bumbea, Dresnok menikah lagi dengan putri dari seorang wanita Korut dan diplomat dari Togo dan melahirkan anak ketiga pada 2001.

Berusia 75 tahun, kesehatan Dresnok dilaporkan menurun dengan keluhan penyakit jantung dan hati akibat kebiasaan minum dan merokok. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER