Korut dan Sengketa Laut China Selatan Disinggung dalam KTT G7

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 27 Mei 2016 19:06 WIB
Para pemimpin G7 di Jepang membahas sejumlah isu global, termasuk pengembangan nuklir Korea Utara dan sengketa di Laut China Selatan.
Para pemimpin G7 di Jepang membahas sejumlah isu global, termasuk pengembangan nuklir Korea Utara dan sengketa di Laut China Selatan. (Reuters/Pool JAPAN OUT)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertemuan tujuh negara industri besar dunia dalam Konferensi Tingkat Tinggi G7 menghasilkan kesepakatan untuk mencari pertumbuhan ekonomi global yang kuat.

Tak hanya itu, para pemimpin negara yang hadir pada KTT G7 juga menyatakan kekhawatiran mereka terkait sejumlah isu global, antara lain pengembangan nuklir Korea Utara, keanggotaan Inggris di Uni Eropa, kebijakan politik Rusia, serta klaim tumpang tindih China di Laut China Selatan.

Pemimpin Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia menuntut Korea Utara sepenuhnya mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB dan menghentikan uji coba nuklir, peluncuran rudal dan "tindakan provokatif" lainnya, seperti dilaporkan Reuters, Jumat (27/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketujuh negara ini juga mengutuk "pencaplokan ilegal" Semenanjung Crimea oleh Rusia, dan mengancam akan menerapkan "sanksi lebih lanjut" jika Moskow tak juga menghormati kedaulatan Ukraina.

KTT G7 juga membahas sengketa wilayah di Laut China Selatan dan Timur. Jepang, sebagai tuan rumah KTT G7, merupakan satu-satunya anggota G7 yang bersengketa wilayah dengan China di salah satu jalur perdagangan tersibuk dunia yang diyakini kaya minyak itu.

Tanpa menyebutkan Beijing, G7 menegaskan komitmennya untuk mengupayakan penyelesaian damai terhadap sengketa maritim dan menghormati kebebasan navigasi.

G7 menyerukan agar seluruh negara yang bersengketa menahan diri dan tidak melakukan "tindakan sepihak yang bisa meningkatkan ketegangan" dan "agar menyelesaikan sengketa dengan cara damai."

Namun, China mengkritik pernyataan G7 ini.

"KTT G7 ini diselenggarakan oleh Jepang yang berusaha mengetengahkan isu Laut China Selatan, dan ketegangan berlebihan semacam ini tidak akan memberikan dampak baik bagi stabilitas di Laut China Selatan dan tidak sesuai dengan posisi G7 sebagai kelompok pengelola perekonomian oleh negara-negara maju," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying di Beijing.

"China sangat tidak puas dengan apa yang dilakukan Jepang dan [negara-negara] G7," ujarnya.

G7 juga menyinggung referendum yang akan digelar Inggris untuk menentukan keanggotaannya di Uni Eropa. Menurut G7, jika Inggris keluar dari Uni Eropa maka "akan menimbulkan risiko serius untuk pertumbuhan global."

Para pemimpin G7 juga berjanji meningkatkan bantuan global untuk kebutuhan jangka menengah dan panjang bagi para pengungsi dan imigran yang melarikan diri dari konflik maupun perang saudara di negara asal.

Tentang perubahan iklim, G7 berjanji akan memberlakukan perjanjian iklim Paris pada akhir tahun. Dalam kesepakatan itu, hampir 200 negara menyetujui rencana untuk mengakhiri ketergantungan global terhadap bahan bakar fosil untuk membatasi kenaikan suhu bumi. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER