Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 65 imigran tewas dalam insiden kapal karam di Laut Mediterania dalam sepekan terakhir. Dengan ratusan lainnya masih dinyatakan hilang, pihak berwenang mengatakan dikhawatirkan jumlah korban tewas bisa mencapai 700 orang.
Sebagian besar dari korban berada di tiga kapal yang ingin mencapai benua Eropa.
Sekitar 100 orang masih dinyatakan hilang pada Minggu (29/5) setelah sebuah kapal tenggelam pada Rabu pekan lalu, menurut Federico Fossi, juru bicara badan pengungsi PBB. Lima orang tewas dalam kecelakaan tersebut, lebih dari 560 orang selamat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Kamis, kapal imigran lain tenggelam. Dari 670 orang di atas kapal, 15 tewas, 104 orang selamat dan sekitar 550 masih hilang, kata Fossi.
Dilansir
CNN, pada Jumat, kapal lain yang juga membawa imigran mengalami nasib nahas. Tidak jelas berapa orang yang naik ke atas kapal, namun setidaknya 45 orang tewas.
Fossi mengatakan sebagian besar imigran berasal dari Somalia, Eritrea dan Sudan. Banyak warga Somalia melarikan diri dari teror kelompok al-Shabaab dan perang antar klan. Warga Eritrea ingin melarikan diri dari wajib militer atau tekanan ekonomi. Warga Sudan sementara itu kabur dari konflik yang masih mendera Darfur.
Setidaknya 1.475 imigran tewas sepanjang tahun ini saja, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Namun jumlah itu akan meroket jika sekitar 650 orang yang dinyatakan hilang saat ini dikonfirmasi tewas.
Pekan lalu, lebih dari 12 ribu imigran diselamatkan dari Laut Mediterania oleh Angkatan Laut dan Polisi Laut Italia.
Lembaga Medecins Sans Frontiers (Dokter Lintas Batas) mengirimkan dua kapal penyelamat ke Laut Mediterania. MSF mengatakan telah menyelamatkan sekitar 600 orang di lepas pantai Libya.
Meski berbahaya, arus pengungsi ke Eropa sepertinya tidak akan berkurang dalam waktu dekat.
Dalam lima bulan pertama tahun ini, lebih dari 194.600 imigran telah tiba di Eropa, dua kali lebih banyak dari jumlah di periode yang sama pada 2015, menurut IOM.
(stu)