Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia menjadi negara Asia pertama yang mengonfirmasi kehadiran dalam Konferensi Perdamaian mengenai perdamaian Israel dan Palestina di Paris, Perancis, pada paruh kedua tahun ini.
"Dari Asia yang baru konfirmasi itu Indonesia. Negara-negara yang diundang itu yang memiliki pengalaman banyak dan berperan besar dalam mengupayakan perdamaian antara Israel dan Palestina," ujar juru bicar Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/6).
Arrmanatha kemudian menjabarkan bahwa Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk perdamaian antara Israel dan Palestina, termasuk dengan melangsungkan Konferensi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam pada Maret lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain memberikan bantuan dana dan pembangunan, Indonesia juga menindaklanjuti hasil KTT OKI itu dengan mendirikan Konsul Jenderal Republik Indonesia di Ramallah.
Indonesia juga aktif menyuarakan kemerdekaan penuh bagi Palestina dalam forum-forum internasional lainnya, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Selain Indonesia, ada 18-20 negara lain yang sudah mengonfirmasi kehadiran, mulai dari kawasan Timur Tengah hingga Eropa. Di antaranya adalah Spanyol yang berperan dalam perdamaian Israel-Palestina melalui Konferensi 1991. Ada pula Norwegia yang pernah berperan dalam Kesepakatan Oslo.
Untuk mempersiapkan konferensi tersebut, Perancis menggagas pertemuan para menteri negara peserta yang diadakan pada Jumat (3/5) mendatang. Indonesia akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi.
Perancis menginisiasi pertemuan ini pasca berakhirnya proses perundingan damai antara Palestina dan Israel pada 2014 lalu. Proses yang ditengahi oleh kuartet Dewan Keamanan PBB ini berakhir tanpa hasil berarti.
Dalam konferensi kali ini, Perancis menggalang masyarakat untuk bersatu membantu perdamaian Israel dan Palestina dengan solusi yang terbaik bagi kedua belah pihak.
"Konferensi ini tujuannya mencari jalan untuk memulai proses perdamaian kembali, di antaranya mungkin mencari paket kesepakatan yang bisa mendorong perdamaian Palestina dan Israel," tutur Arrmanatha.
Dalam persiapan pada Jumat ini, Indonesia akan menyampaikan pandangan-pandangan segar sebagai negara yang jauh dari pusat konflik Palestina dan Israel.
"Kami bisa menyampaikan pengalaman terkait upaya proses perdamaian. Kami akan share dalam pertemuan ini seperti di Kamboja dan MNLF di Filipina dulu selain membahas time frame, TOR, dan segala persiapan untuk konferensi nanti," kata Arrmanatha.
(stu)