Oposisi Suriah Ajukan Gencatan Senjata Selama Ramadan

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 02 Jun 2016 16:54 WIB
Kelompok oposisi utama mengatakan gencatan senjata akan dipatuhi semua pihak oposisi jika rezim Suriah mematuhinya.
Kelompok oposisi utama mengatakan gencatan senjata akan dipatuhi semua pihak oposisi jika rezim Suriah mematuhinya. (Reuters/Abdalrhman Ismail)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok oposisi utama Suriah mengusulkan gencatan senjata di seluruh Suriah selama bulan Ramadan.

Proposal tersebut disampaikan oleh Riad Hijab, koordinator aliansi oposisi Komite Tinggi Negosiasi (HNC), dalam surat yang ditujukan kepada Sekretasi Jenderal PBB, Ban Ki-moon.

"Surat kepada Ban Ki-moon mengusulkan gencatan senjata, yang harus dihormati di seluruh negeri [Suriah], selama sebulan penuh Ramadan," ujar Basma Kodmani, delegasi oposisi, Rabu (1/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ramadan pekan depan akan menjadi awal untuk menciptakan kondisi yang benar, suasana yang benar, bagi kami untuk kembali ke [perundingan damai] Jenewa. Ini adalah niat HNC," tambahnya.

Kodmani mengatakan bahwa kelompok bersenjata oposisi mendukung proposal yang akan memperbarui kesepakatan gencatan senjata sejak Februari lalu itu. Gencatan senjata akan diberlakukan kepada semua pihak, kecuali ISIS dan Jabhat al-Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaidah.

"Jika rezim mematuhi itu, oposisi dan kelompok-kelompok bersenjata akan melakukannya juga," kata Kodmani.

Seorang juru bicara Staffan de Mistura, utusan PBB untuk menengahi perundingan damai, menegaskan bahwa usulan tersebut telah dimasukkan ke Grup Dukungan Suriah International (ISSG), kelompok negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Rusia yang mengawasi proses perdamaian.

"Kami mengetahui proposal ini, yang juga sedang dibahas antara pemimpin ISSG dalam kerangka konsolidasi gencatan senjata yang lebih besar,” katanya.

"Setiap pertimbangan untuk menurunkan eskalasi pertempuran sangat disambut, terutama selama bulan suci Ramadan."

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, mengatakan bahwa AS percaya setiap gencatan senjata adalah hal yang baik, tapi Washington ingin melihat gencatan senjata yang "lebih panjang dan lebih luas.”

De Mistura mengatakan ia ingin melihat perbaikan dalam akses bantuan kemanusiaan dan berkurangnya kekerasan sebelum meluncurkan babak baru pembicaraan damai.

Pada Rabu, konvoi bantuan PBB memasuki kota-kota yang terkepung seperti Daraya dan Mouadamiya. Kodmani mengatakan itu adalah langkah pertama, tetapi masyarakat internasional harus menjaga tekanan terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad untuk melakukan lebih banyak.

"Tidak ada indikasi bahwa ada langkah serius untuk melonggarkan pengepungan dan bisa mengakhiri strategi kelaparan. Itulah yang perlu kita lihat," katanya. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER