Jakarta, CNN Indonesia -- Badan riset teknologi Amerika Serikat menganalisa Korea Utara telah menambah jumlah bom nuklir mereka dalam 18 bulan terakhir. Laporan ini sesuai dengan tekad Korut untuk menghidupkan kembali seluruh reaktor nuklir mereka.
Institut untuk Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Internasional AS tahun lalu memperkirakan Korut memiliki setidaknya 10 hingga 16 bom nuklir di akhir tahun 2014. Perhitungan ini didasarkan pada analisa produksi uranium tingkat-senjata dan plutonium yang diperoleh dari sisa bahan bakar nuklir.
Dalam laporan terbaru yang dikutip Reuters, Selasa (14/6), peneliti dari lembaga yang berbasis di Washington itu, David Albright dan Serena Kelleher-Vergantini, mengakan Korut kemungkinan telah menambah empat hingga enam bom nuklir lagi, menjadikannya total 13 atau 21, atau bahkan lebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan itu menyebutkan, jumlah tersebut tidak termasuk kemungkinan produksi bom nuklir di fasilitas centrifuge lainnya yang diduga ada di Korut.
"Penelitian ini, meski tidak komprehensif, menunjukkan bahwa Korut bisa meningkatkan kemampuan senjata nuklir mereka secara signifikan," ujar laporan itu.
Laporan tersebut muncul selang sepekan setelah pejabat Kementerian Luar Negeri AS mengatakan bahwa Korut telah menghidupkan kembali produksi bahan bakar plutonium. Hal ini mengindikasikan rencana Korut dalam meningkatkan program nuklir, kendati dihujani sanksi internasional menyusul uji nuklir keempat mereka Januari lalu.
Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa ada aktivitas mencurigakan di laboratorium radiokimia di fasilitas nuklir Yongbyon Korut.
Walau citra satelit terakhir pada 8 Juni lalu tidak memperlihatkan bukti langsung, namun laporan peneliti menunjukkan adanya "tanda-tanda tidak langsung terkait pemisahan-plutonium."
Bukti-bukti tidak langsung ini salah satunya adalah pemindahan tangki yang sebelumnya terlihat di depan bangunan laboratorium dan tanda-tanda generator uap batu bara yang aktif pada 8 Juni.
Pada tahun 2013 Korut bersumpah akan menyalakan kembali semua fasilitas nuklir mereka, termasuk reaktor utama dan pabrik yang lebih kecil di Yongbyon. Sebelumnya fasilitas itu dimatikan pada 2007 sebagai bagian dari kesepakatan perlucutan senjata internasional dengan imbalan pemberian bantuan.
Dalam Kongres Partai Pekerja bulan lalu, Korut menegaskan bahwa mereka akan terus memperkuat kemampuan senjata nuklir.
(den)