Jakarta, CNN Indonesia -- Hiruk pikuk jelang referendum Brexit, atau rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa, tidak hanya dirasakan oleh warga Inggris dan para politisinya. Media di negara itu juga ambil bagian memilih salah satu kubu.
Media di Inggris saat ini terpecah menjadi dua kubu, pendukung dan penentang Brexit. Pada media penentang Brexit, disajikan pemberitaan soal keuntungan bergabungnya Inggris di Uni Eropa. Sementara media pendukung Brexit memberitakan sebaliknya.
Reuters pekan ini mengulas beberapa media yang memilih menghilangkan netralitas dan mendukung salah satu kubu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kubu penentang Brexit salah satunya adalah
The Times yang mengokohkan sikapnya pada artikel tanggal 18 Juni berjudul "Mengapa Bertahan [di Uni Eropa] Terbaik bagi Inggris."
Media ini mendukung rencana Perdana Menteri David Cameron yang menggadang reformasi status Inggris di UE, ketimbang keluar dari serikat beranggotakan 28 negara Eropa itu.
Sikap
The Times berbeda dengan media lainnya di grup Rupert Murdoch, seperti
The Sun dan
The Sunday Times yang mendukung Brexit.
Media sebesar
The Guardian juga menyatakan sikapnya menentang Brexit. Menurut
The Guardian dalam salah satu artikelnya, rakyat Inggris harus "tetap terhubung dan inklusif, bukannya pemarah dan terisolasi."
"Pilihlah negara bersatu yang merengkuh dunia, dan dukung penentangan terhadap perpecahan negara dan kemunduran," tulis
The Guardian.
Koran finansial terbesar Inggris,
The Financial Times, juga menyerukan rakyat Inggris tetap berada di Uni Eropa. Menurut koran ini, keluar dari UE akan memicu kerusakan yang tidak bisa diperbaiki di Inggris, serupa tatanan dunia usai 1945.
"Ini bukan waktunya kembali ke Inggris Kecil. Kita Britania Raya. Kita punya andil untuk menjadikannya lebih makmur, dunia yang lebih aman," tulis
The Financial Times.
Media besar Inggris penentang Brexit lainnya adalah
The Observer dan
Mail on Sunday.
Sementara media pendukung Inggris keluar dari Uni Eropa adalah
The Sun, The Sunday Times, The Sunday Telegraph, dan The Telegraph.
The Sun, tabloid beroplah terbesar di Inggris, menyerukan pembacanya agar mendukung Brexit dalam halaman depan tanggal 14 Juni lalu.
"Kita harus bebas dari Brussels yang diktator," tulis
The Sun yang memiliki oplah hingga 1,7 juta ini.
The Sunday Telegraph menyerukan pembacanya untuk memilih keluar dari Uni Eropa. Menurut media ini, Uni Eropa adalah masa lalu, dan sudah waktunya Inggris menentukan sendiri masa depan negara.
Sementara
The Telegraph menyatakan sikapnya untuk mendukung Brexit dalam editorial berjudul "Pilih 'keluar' untuk mengambil keundungan dari dunia yang penuh kesempatan."
(den)