Jakarta, CNN Indonesia -- Populasi Jepang turun drastis dalam tujuh tahun belakangan, dengan jumlah kematian bahkan lebih tinggi dari jumlah kelahiran.
Dilansir oleh
Bloomberg, Rabu (14/7), data yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri Jepang dan Komunikasi menunjukkan jumlah populasi Jepang turun sebanyak 271.834 menjadi 125,9 juta jiwa dalam tujuh tahun terakhir. Angka ini memecah rekor sejak tren penurunan populasi Jepang dimulai pada 1968.
Data tersebut juga mengungkap bahwa sebanyak 1,3 juta orang Jepang meninggal selama tujuh tahun terakhir, lebih banyak dari jumlah kelahiran sebanyak 1,01 juta.
Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menargetkan menyetop laju turunnya populasi agar tidak sampai di bawah 100 juta orang. Namun ia gagal meningkatkan jumlah kelahiran, dan pada 2060, diprediksi angka kelahiran Jepang akan turun hingga 40 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah populasi berpusat di tiga kota terbesar, yakni Tokyo, Nagoya dan Kansai. Sebanyak 64,5 juta orang (51,2 persen dari total populasi) tinggal di tiga kota terbesar tersebut.
Dari 47 prefektur di seluruh Jepang, jumlah populasi di 40 prefektur turun, yang terbesar di Pulau Hokkaido. Peningkatan terjadi di dan sekitar Tokyo, mengindikasikan banyaknya keluarga muda yang pindah ke ibu kota negara tersebut.
Sementara itu, jumlah orang asing yang tinggal di kota-kota besar disebut meningkat. Ada lebih 2,17 juta warga asing yang tinggal di Jepang, meningkat 5,4 persen dari 111,562 juta pada tahun lalu.
(stu)