Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia dan Suriah memulai operasi kemanusiaan di Aleppo, daerah yang dikuasai oleh militan ISIS dan pemberontak. Rusia menawarkan jalur keluar Aleppo bagi warga sipil dan militan ISIS yang menyerah.
Diberitakan
Reuters, Kamis (28/7), Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengimbau para pemberontak dan militan ISIS untuk segera menyerah dari Aleppo.
Dia mengatakan bahwa militer Rusia dan Suriah telah membuat tiga koridor bagi warga sipil yang ingin hengkang dari wilayah Aleppo yang dikuasai pemberontak. Di ujung koridor ini terdapat bantuan makanan dan medis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koridor keempat dibuka di bagian utara Aleppo bagi para militan ISIS yang ingin menyerah dan keluar dari kota tersebut. Selain ISIS, terdapat kelompok Front Nusra dan Tentara Pembebasan Suriah di Aleppo.
Menurut Shoigu, operasi ini digagas oleh Presiden Vladimir Putin untuk "membantu warga sipil yang tersandera oleh teroris, serta juga bagi para militan yang ingin menyerah."
Bagian kota Aleppo yang dikuasai militan saat ini tengah dikepung oleh pasukan Suriah yang dibantu serangan udara Rusia. Menurut kantor berita
SANA, militer Suriah telah memotong akses pasokan ke kota itu.
Suriah sebelumnya telah menyerukan para pemberontak untuk menyerah.
SMS juga telah dikirimkan oleh rezim Suriah bagi warga Aleppo untuk segera meninggalkan kota itu.
Menurut warga yang saat ini berada di Aleppo, Karam Al Masri kepada
CNN, warga kesulitan keluar dari kota itu walau ingin sekali pergi. Akibat kepungan, makanan dan air di kota itu kian langka, warga kelaparan dan hidup dalam ketakutan.
"Situasi saat ini sangat buruk. Tidak ada cukup makanan di kota, tidak ada cukup roti. Warga sangat ketakutan dan kelaparan," ujar Masri.
Serangan oleh rezim Suriah yang serampangan di Aleppo juga banyak menewaskan warga sipil. Selasa lalu, menurut laporan lembaga Syrian Observatory for Human Rights, helikopter Suriah menjatuhkan bom barel yang menewaskan enam orang.
Masri mengatakan, banyak toko yang tutup dan antrean warga mengular untuk membeli makanan. Setiap keluarga hanya mendapatkan enam kerat roti setiap dua hari, sama sekali tidak cukup untuk mengisi perut.
Menurut Masri, saat ini warga sangat ketakutan tentara Suriah akan membunuhi mereka jika masuk ke kota itu.
"Tapi hal itu sepertinya tidak akan terjadi. Skenario yang mungkin, rezim Suriah tidak akan bisa masuk ke kota. Perang kota di Aleppo sangat sulit. Akhirnya, mereka akan membuat warga kelaparan dan terpaksa menyerah, seperti yang dilakukan di Homs," ujar Masri.
(den)