Trump Tak Dukung Paul Ryan sebagai Ketua DPR AS

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 03 Agu 2016 19:04 WIB
Sikap Trump ini semakin menunjukkan besarnya perpecahan di antara para tokoh Partai Republik menjelang pemilihan presiden AS pada November mendatang.
Sikap Trump ini semakin menunjukkan besarnya perpecahan di antara para tokoh Partai Republik menjelang pemilihan presiden AS pada November mendatang. (Reuters/Brian Snyder)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, menyatakan ia tidak akan mendukung kampanye Paul Ryan yang tengah berupaya untuk terpilih kembali sebagai Ketua DPR AS. Sikap Trump ini semakin menunjukkan besarnya perpecahan di antara para tokoh Partai Republik menjelang pemilihan presiden pada November mendatang.

Dalam wawancara dengan The Washington Post pada Selasa (2/8), Trump mengaku tidak mendukung Ryan dalam pemilu untuk menentukan Ketua DPR AS pekan depan di Wisconsin. Selain itu, Trump juga tidak akan mendukung kampanye Senator Arizona John McCain yang berupaya kembali menjabat untuk keenam kalinya.

Padahal, baik McCain maupun Ryan telah menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pertarungan kursi Gedung Putih melawan Hillary Clinton pada 8 November mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya suka Paul, namun ini adalah saat yang sulit untuk negara kita. Kita butuh kepemimpinan yang kuat. Dan saya belum siap [untuk mendukungnya]," ujar Trump.

Sebaliknya, Trump justru memuji rival Ryan yang tidak diunggulkan, Paul Nehlen, yang menurut Trump menjalankan "kampanye dengan sangat baik."

Trump juga mengklaim bahwa Ryan berupaya meminta dukungannya, namun Trump menyatakan "masih mempertimbangkan hal itu dengan serius."

Menanggapi pernyataan Trump, juru bicara Ryan, Zack Roday, menyatakan "Baik Ketua DPR Ryan atau siapa pun dalam timnya tidak pernah meminta dukungan Donald Trump. Dan kami yakin dapat meraih kemenangan pekan depan bagaimanapun juga."

Keputusan Trump untuk tidak mendukung McCain dan Ryan semakin menegaskan perpecahan di kubu Republik, hanya dua pekan setelah Konvensi Nasional Republik di Cleveland yang meresmikan Trump sebagai capres dari partai itu.

Meski dalam konvensi itu McCain dan Ryan mendukung Trump, kedua pejabat senior Republik itu meluncurkan kritik tajam kepada Trump, terutama soal kisruh tentara Muslim AS yang tewas di Irak. Trump mengatakan bahwa dia telah membuat pengorbanan yang sama besar dengan kapten Humayun Khan, tentara AS yang tewas dalam insiden bom bunuh diri di Irak.

Sebagai seorang mantan tahanan perang dan tokoh veteran paling berpengaruh di Kongres, McCain mengkritik pernyataan Trump tersebut. "Walau partai kami mengangkat dia sebagai calon presiden, namun tidak berarti dia punya izin untuk mencemarkan nama baik orang-orang terbaik di antara kami," kata McCain yang pernah dipenjara selama lima tahun selama Perang Vietnam.

Sementara, Ryan menyatakan bahwa, "Banyak warga Muslim Amerika yang sudah melayani negara kita dengan berani di bidang militer, dan mereka membuat banyak pengorbanan. Kapten Khan adalah salah satu contohnya. Pengorbanannya harus dihormati. Titik."

Perpecahan di partai itu juga terlihat ketika pejabat Republik yang menjabat sebagai anggota Kongres, Richard L. Hanna menjadi petinggi Republik pertama yang secara terbuka mengumumkan akan memilih Hillary Clinton dalam pilpres mendatang.

Selain itu, Meg Whitman, donor utama Partai Republik mengatakan bahwa ia mendukung Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan bukannya Donald Trump dalam pemilu AS pada November mendatang.

“Hasutan Donald Trump telah merusak karakter bangsa kita,” kata Whitman dalam sebuah pernyataan. “Amerika membutuhkan kepemimpinan yang stabil dan aspiratif yang bisa diberikan oleh Clinton." (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER