Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte tidak ambil pusing terhadap kritikan dan kecaman terkait kebijakannya menghabisi bandar dan pengguna narkoba. Bahkan, Duterte menantang PBB untuk memberikan solusi mengatasi narkoba selain cara yang saat ini diambil.
Seperti dikutip dari laman
Philstar, Kamis (4/8), Duterte mengaku siap menerima sanksi dan pengadilan apa pun dari PBB jika dianggap memicu main hakim sendiri.
Duterte merasa solusi yang saat ini dia jalankan telah tepat, dan menantang PBB memberikan jalan keluar lain, jika memang ada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya siap menghadapi PBB, jika kalian bisa menyelesaikan [masalah narkoba] untuk kami. Saya siap," kata Duterte.
Sedikitnya 400 orang tewas sejak Duterte memimpin, ratusan di antaranya korban penembakan di jalan karena dituduh bandar narkoba. Ratusan ribu bandar
menyerahkan diri.Saat ini Duterte mengincar para pejabat negara dan politisi yang terlibat dalam peredaran narkotika. Pekan ini, wali kota Albuera, Rolando Espinosa, menyerahkan diri karena
takut ditembak mati polisi.Menurut Duterte, tindakannya itu demi melindungi Filipina dari pengaruh buruk narkotika.
"Saya tidak memerangi krisis, saya sedang berjuang dalam perang untuk memusnahkan penyebabnya," kata Duterte dalam sebuah pidato.
Kritikan dari berdatangan dari lembaga HAM dan anggota parlemen, salah satu adalah Senator Leila de Lima, yang menyerukan penyelidikan Senat atas pembunuhan orang-orang yang dituduh bandar di Filipina.
Menanggapi seruan de Lima, Duterte menjawab santai, "Itu tugas dia. Faktanya, dia jelek," kata Duterte.
(stu)