Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang perempuan Chibok, Amina Ali Nkeki, yang berhasil melarikan diri dari kelompok militan Nigeria, Boko Haram, mengaku rindu suaminya yang merupakan seorang anggota kelompok teroris tersebut. Seperti dikutip dari
CNN, sudah tiga bulan lalu dia melarikan diri, namun hingga kini wajah suaminya itu masih terbayang di benaknya.
Amina Ali menjelaskan, dirinya menikah setelah setahun mengalami cobaan berat di kamp militer Boko Haram. Dari hasil pernikahannya dengan seorang militan itu, dia melahirkan seorang anak perempuan bernama Safiya.
Bersama suaminya, dia dan anaknya melarikan diri dan ditemukan di perbatasan Hutan Sambisa, Mei lalu. Amina menjelaskan, mereka melarikan diri dari kamp dengan upaya mereka sendiri, bukan diselamatkan oleh militer Nigeria seperti yang diberitakan oleh beberapa media massa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keinginan kuat untuk bertemu ibunya kembali, memberikan Amina dorongan dan kekuatan untuk melarikan diri dari kamp Boko Haram.
Media memberitakan bahwa suami Amin yang bernama Mohammed Hayatu adalah salah satu militan Boko Haram. Namun dalam interogasi, Hayatu mengaku bahwa dia juga korban penculikan.
Hayatu ditahan di penjara militer untuk diinterogasi oleh Pusat Intelejen Terpadu Nigeria.
Amina Ali berharap dia dapat dipertemukan kembali dengan suami yang dia cintai.
“Saya tidak nyaman dengan cara saya dijauhkan dengan suami saya,” ucap perempuan pemalu berusia 21 tahun tersebut kepada CNN di interview pertama kalinya yang berlokasi di Abuja pada Selasa (16/8).
Dalam pesannya kepada suami melalui CNN, Amina berkata, “aku ingin kamu tahu bahwa aku masih memikirkan kamu, dan hanya karena kita terpisah bukan berarti saya sudah melupakanmu.”
Amina diwawancarai CNN, tepat setelah dua hari Boko Haram merilis video terbarunya yang meminta pemerintah Nigeria menghentikan serangan udara ke markas mereka dengan memperlihatkan gambar perempuan Chibok yang tewas akibat serangan tersebut.
Dalam video yang diunggah via media sosial itu, Boko Haram menawarkan pertukaran militan mereka yang ditahan oleh pemerintah Nigeria dengan perempuan-perempuan sanderaan mereka.
Amina merupakan salah satu dari 276 anak sekolah yang diculik di bawah todongan senjata oleh Boko Haram. Mereka diculik dari asrama sekolah pada bulan April 2014. Sebanyak 57 perempuan berhasil segera melarikan diri, tetapi lebih dari 200 anak lainnya hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
Sementara itu, pemerintah Nigeria mengatakan mereka telah mengontak Boko Haram dan mengusahakan pembebasan para gadis Chibok.
(den)