Filipina Sepakati Gencatan Senjata dengan Pemberontak Komunis

Amanda Puspita Sari/AFP | CNN Indonesia
Jumat, 26 Agu 2016 19:44 WIB
Kedua belah pihak sepakat untuk mengimplementasikan gencatan senjata unilateral yang tidak terbatas waktu, kesepakatan yang belum pernah dicapai sebelumnya.
Pemerintah Filipina dan gerilyawan Komunis menandatangani kesepakatan gencatan senjata tak terbatas pada pekan ini. (Reuters/Keith Bacongco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Filipina dan gerilyawan Komunis menandatangani kesepakatan gencatan senjata tak terbatas pada pekan ini. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk memfasilitasiasi pembahasan perdamaian antara pemerintah Filipina dengan salah satu kelompok bersenjata yang memberontak paling lama di Asia.

"Ini merupakan peristiwa bersejarah dan belum pernah terjadi sebelumnya (namun) masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan ke depan," ujar penasihat perdamaian Presiden Rodrigo Duterte, Jesus Dureza, dalam upacara penandatanganan di Norwegia, negara yang memfasilitasi pembicaraan perdamaian itu.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengimplementasikan gencatan senjata unilateral yang tidak terbatas waktu. Kesepakatan semacam itu belum pernah dicapai sebelumnya dalam upaya perdamaian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Luar Negeri Norwegia, Borge Brende, menyebut kesepakatan ini sebagai "terobosan besar."

Kedua belah pihak bertemu di Oslo sejak Senin (22/8), dan ditutup dengan upacara penandatanganan pada Jumat (26/8).

Pada awal pembicaraan, masing-masing pihak setuju untuk menerapkan gencatan senjata, namun kelompok Komunis diminta memberikan komitemennya terhadap penghentian serangan ini hingga Sabtu (27/8).

Kedua belah pihak juga setuju, selama proses negosiasi, untuk "mempercepat proses perdamaian, dan bertujuan untuk mencapai kesepakatan substansial soal reformasi ekonomi dan sosial, dalam jangka waktu enam bulan," bunyi pernyataan dari kantor Kementerian Luar Negeri Norwegia, dikutip dari AFP.

"Mereka berencana untuk menindaklanjuti hal ini dengan sebuah kesepakatan soal reformasi politik dan konstitusional, sebelum kesepakatan akhir soal penghentian konflik bersenjata dalam disepakati," bunyi pernyataan itu.

Delegasi kedua belah pihak sepakat untuk bertemu lagi di Oslo pada 8-12 Oktober mendatang.

Partai Komunis Filipina meluncurkan pemberontakan sejak 1968, menewaskan sekitar 30 ribu orang, menurut perkiraan resmi pejabat pemerintah.

Faksi bersenjata partai komunis, atau yang disebut juga dengan Tentara Rakyat Baru (NPA), kini diyakini memiliki kurang dari 4000 gerilaywan, menurun drastis dari jumlah mereka pada dekade 1980an yang mencapai 26 ribu gerilyawan. Saat itu, pemberontakan damai mengakhiri era kediktatoran mantan presiden Ferdinand Marcos yang telah berlangsung selama 20 tahun. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER