Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay, mengatakan bahwa China akan jadi pecundang jika tidak tunduk pada hasil Pengadilan Tetap Arbitrase mengenai Laut China Selatan.
"Kami mencoba membuat China mengerti, terutama ketika keputusan sudah ditetapkan, mereka harus menghormatinya dan mengakui pengadilan arbitrase itu. Jika tidak, mereka akan menjadi pecundang pada akhirnya," ujar Yasay seperti dikutip
Reuters.
Pernyataan ini dilontarkan oleh Yasay untuk menanggapi perkembangan kisruh di kawasan karena sengketa Laut China Selatan pasca dirilisnya hasil pengadilan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Filipina mengajukan gugatan terhadap klaim China yang mencakup 90 persen wilayah Laut China Selatan. Klaim China di jalur perdagangan yang mencapai US$5 triliun per tahun ini tumpang-tindih dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.
Meskipun hasilnya dimenangkan oleh Filipina, China tetap menolak keputusan tersebut, bahkan tak mengakui keberadaan pengadilan itu. China dan Filipina pun akhirnya memutuskan untuk melakukan pembicaraan lanjutan untuk menyelesaikan masalah ini.
Filipina sendiri merupakan sekutu dekat AS. Kedua negara ini bahkan sepakat untuk melakukan patroli bersama di LCS. Namun, relasi China dan AS di Laut China Selatan juga kerap tegang.
Sebelumnya, Yasay mengungkapkan bahwa kesiapan Manila untuk berdiskusi dengan Beijing bukan berarti akan merenggangkan hubungan dengan AS.
"Kami ingin membangun hubungan dekat dengan China. Bukan berarti kami akan melemahkan hubungan kami dengan AS," katanya.
(stu)