Jakarta, CNN Indonesia -- Kerap dikecam karena membunuh ratusan bandar narkoba tanpa proses hukum, kini kepolisian Filipina menggunakan cara unik untuk mempromosikan perang narkotika kepada anak-anak sekolah, yaitu menggelar pertunjukan boneka berbentuk sosok Presiden Rodrigo Duterte.
"Aku benci narkoba. Jangan pakai narkoba karena kalian adalah harapan bangsa," ujar boneka Duterte di hadapan anak-anak sekolah yang berkumpul di satu lapangan besar di Manila, seperti dikutip
Reuters.
Dalam pertunjukan tersebut, sosok Duterte juga didampingi oleh boneka Kepala Kepolisian Nasional Filipina, Ronald dela Rosa.
Tak hanya itu, kepolisian juga membagikan komik yang isinya mengajak anak-anak untuk menjauhi narkoba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk para anak muda, kepolisian memiliki cara lain, yaitu mengirimkan boneka maskot menyerupai dela Rosa yang tersenyum dan menari-nari di berbagai acara pemuda.
"Ini merupakan bagian dari program kami untuk meyakinkan dan menjaga keamanan rakyat kami, terutama bagi yang belum menjadi subjek kejahatan," ucap kepala hubungan masyarakat kepolisian Filipina, Remigio Sedanto.
Namun, rakyat juga menggunakan metode yang sama untuk menyampaikan protesnya terhadap aparat keamanan Filipina.
Siswa dari Manila yang tergabung dalam kelompok teater U.P. Repertory menggelar pertunjukkan untuk menunjukkan protes mereka terhadap pendekatan Duterte dalam memerangi narkoba, termasuk dengan membunuh langsung salah satu pelajar di kota tersebut.
Dalam pertunjukan para siswa tersebut, mata para penonton ditutup. Mereka duduk di satu ruangan gelap agar dapat merasakan suasana di dalam tempat pemakaian narkoba. Sementara itu, para aktor melemparkan berbagai benda ke lantai untuk menciptakan suara tembakan.
"Kami ingin menunjukkan apa yang terjadi pada anak muda, mereka yang terkena dampak atas pembunuhan di bawah pemerintahan presiden baru ini," tutur penulis naskah drama ini, Gio Potes.
Setelah dilantik pada 30 Juni lalu, Duterte memang langsung menyatakan perang terhadap narkoba. Sejak saat itu, lebih dari 750 orang tewas dalam operasi anti-narkoba kepolisian Filipina.
(stu/stu)