AS dan Rusia Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata di Suriah

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 15 Sep 2016 11:43 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, dan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, sepakat untuk memperpanjang masa gencatan senjata di Suriah.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, dan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, sepakat untuk memperpanjang masa gencatan senjata di Suriah. (Reuters/Mandel Ngan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, dan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, sepakat memperpanjang masa gencatan senjata di Suriah.

Gencatan senjata yang disepakati sebelumnya hanya selama tujuh hari, terhitung sejak Senin (12/9) hanya hingga 19 September, tapi kini diperpanjang hingga 48 jam setelahnya.

Juru bicara Kemlu AS, Mark Toner, mengatakan bahwa keputusan ini diambil setelah mendapatkan laporan dari Syrian Observatory for Human Rights pada Rabu (14/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan itu menunjukkan bahwa tak ada orang tewas di daerah pemberlakuan gencatan senjata yang disepakati oleh Rusia dan AS, di antaranya Homs, Latakia, Hama, pinggiran Damaskus, dan Idlib.

Meskipun tak ada orang tewas, tapi Toner mengakui terdapat banyak pelanggaran dalam 48 jam pertama gencatan senjata dimulai.

"Ada pelanggaran-pelanggaran dari kedua belah pihak. Kami akan terus memantau ini dengan ketat," ujar Toner seperti dikutip CNN.

Kantor Berita Arab Suriah melaporkan bahwa beberapa "kelompok bersenjata" melanggar kesepakatan gencatan senjata itu dengan tembakan mortar.

Sementara itu, ratusan ribu warga Suriah yang selam ini terkepung di dalam perang masih terus menunggu bantuan kemanusiaan.

Meskipun gencatan senjata sudah dilakukan, proses penyaluran bantuan tetap dianggap terlambat, padahal tujuan utama dari penghentian peperangan ini adalah agar warga sipil bisa menerima pertolongan kebutuhan sehari-hari itu.

Pada Rabu, dua konvoi pembawa bantuan yang telah menyeberangi perbatasan Turki ke Suriah terdampar di tanah tak berpenghuni, menunggu izin untuk memasuki Aleppo dari berbagai pihak yang bertikai di Suriah. Pengiriman bantuan pun tertunda hingga hari ketiga gencatan senjata.

"Pengiriman bantuan memakan waktu lebih lama dari yang kami harapkan," kata juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), David Swason, kepada Reuters.

Seorang aktivis yang tergabung dalam kelompok oposisi Aleppo Media Center mengatakan bahwa warga masih berharap gencatan senjata ini akan berhasil meskipun kesepakatan serupa pernah gagal sejak konflik dimulai pada 2011 lalu.

"Kami masih optimistis ini akan berhasil, tapi tak ada yang akan tahu. Namun sejauh ini, sekarang merupakan hari terbaik sejak lebih dari lima tahun lalu. Ini menjanjikan. Kami harus menunggu dan melihat apa yang akan terjadi besok," katanya. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER