Kemlu Sebut Latihan TNI di Natuna bukan untuk Pamer Kekuatan

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Kamis, 06 Okt 2016 15:00 WIB
Latihan tahunan tersebut melibatkan setidaknya dua ribu personel dan sekitar 80 pesawat, termasuk Sukhoi dan F-16.
Latihan tahunan tersebut melibatkan setidaknya dua ribu personel dan sekitar 80 pesawat, termasuk Sukhoi dan F-16.(Antara Foto/Siswowidodo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri RI membantah latihan TNI Angkatan Udara di Natuna, Kepulauan Riau hari ini, Kamis (6/10), digelar untuk pamer kekuatan Indonesia kepada negara-negara tetangga.

Menurut Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir, latihan angkatan udara itu merupakan latihan militer biasa. Latihan militer TNI AU bukan dilakukan untuk memperkeruh suasana di wilayah sengketa Laut Cina Selatan.

"Tidak ada beri sinyal-sinyal ke negara lain. Latihan militer ini kan bukan yang pertama kali juga," ujar Arrmanatha di Gedung Kemlu, Kamis (6/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arrmanatha menyatakan, latihan dilakukan dalam rangka peringatan hari ulang tahun TNI ke-71 yang jatuh pada Rabu kemarin. Pemilihan lokasi latihan militer tersebut sepenuhnya berdasarkan keputusan TNI.

Pemerintah, tutur Arrmanatha, tidak khawatir adanya persepsi buruk dari negara tetangga terkait latihan militer tersebut. Menurutnya, pemerintah berhak mengadakan latihan militer selama lokasi itu berada di wilayah kedaulatan Indonesia.

"Selama pelatihan militer tidak menyalahi hukum internasional dan mengganggu keamanan negara lain kan sah-sah saja," kata Arrmanatha.

Sebelumnya kepada Reuters, Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya berkata, institusinya akan menggelar latihan besar di Natuna, Kepulauan Riau.

Latihan tahunan tersebut melibatkan setidaknya dua ribu personel dan sekitar 80 pesawat, termasuk Sukhoi dan F-16.

"Kami ingin menunjukkan eksistensi kami di kawasan itu. Kami memiliki kekuatan udara yang cukup untuk menimbulkan efek deteren," ujar Trisonjaya.

Sementara itu Panglima TNI Jenderal Gatot menuturkan, pemerintah mengedepankan proses damai di Laut China Selatan. Menurutnya, Indonesia akan berusaha sekuat tenaga menjaga stabilitas di perairan tersebut.

"Indonesia mengimbau kepada semua pihak untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan instabilitas di Laut Cina Selatan. Oleh sebab itu, TNI tidak akan melaksanakan latihan dengan negara mana pun di sana," ucap Gatot.

Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Ramizard Ryacudu, dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo direncanakan turut hadir dalam puncak latihan TNI AU ini. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER