Jakarta, CNN Indonesia -- Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, menantang rivalnya dari Demokrat, Hillary Clinton, untuk menjalani tes narkoba sebelum debat ketiga pada pekan depan, yang akan menjadi ajang pertarungan terakhir kedua capres ini dalam panggung debat sebelum pemilu presiden pada 8 November mendatang.
Dalam kampanyenya di New Hampshire, Sabtu (15/10), Trump mengindikasikan bahwa Clinton menggunakan obat-obatan terlarang dalam debat kedua mereka di Washington University, Missouri pada Minggu (9/10) lalu, karena mantan menteri luar negeri AS itu nampak begitu "bersemangat" dalam debat.
Taipan
real-estate itu pun menyerukan agar Clinton menjalani tes narkoba sebelum debat mereka yang terakhir di Las Vegas pada Rabu (19/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Pada awal debat, dia terlihat begitu bersemangat. Namun pada akhir [debat], dia seperti berkata, 'Tolong saya', sangat lemah hingga dia hampir tak mampu mencapai mobilnya," ujar Trump di hadapan para pendukungnya, dikutip dari
AFP.
"Atlet, mereka diharuskan menjalani tes narkoba. Saya pikir kita harus menjalani tes narkoba sebelum debat. Kenapa kita tidak melakukan itu?" seru pengusaha berusia 70 tahun itu.
Trump sebelumnya menyoroti kondisi kesehatan Clinton yang beberapa waktu lalu diketahui mengidap pneumonia. Menurutnya, dengan penyakit itu, berarti Clinton tidak layak mencalonkan diri sebagai presiden.
Tantangan tes narkoba dianggap sebagai upaya putus asa Trump yang mengesampingkan norma-norma politik demi menjegal langkah Clinton di beberapa pekan terakhir menjelang pemilu presiden AS. Tantangan ini juga diserukan Trump di tengah terkuaknya skandal rekaman suara yang menunjukkannya berkata cabul dan merendahkan wanita.
Konsipirasi GlobalSepanjang pekan ini, Trump juga mengklaim bahwa media dan "elite global" berkonspirasi untuk menjegalnya, dengan mempublikasikan laporan soal berbagai tudingan pelecehan seksual yang dilakukannya kepada sejumlah wanita di masa lalu. Hal itu bertentangan dengan sumpah Trump, dalam debat capres AS ke dua pekan lalu, bahwa dia tidak pernah melecehkan wanita.
Trump juga menyerukan bahwa pemilu presiden AS tahun ini mungkin saja di rekayasa. "Hillary mencalonkan diri sebagai presiden di pemilu yang sepertinya direkayasa," seru miliuner asal Manhattan ini.
"Pemilu direkayasa oleh media yang korup, yang mempublikasikan berbagai tuduhan yang salah dan kebohongan besar, dalam upaya membuatnya [Clinton] terpilih sebagai presiden," kata Trump.
Hingga akhir pekan ini, sudah terdapat 10 wanita yang mengungkapkan pengalaman memalukannya dilecehkan oleh Trump. Pengakuan teranyar datang dari Cathy Heller, 63, yang mengungkapkan kepada
The Guardian bahwa dia pernah diraba dan dicium oleh Trump dalam pertemuan mereka 20 tahun lalu.
Trump terus menyangkal tudingan para wanita tersebut, dan menuduh mereka menyebarkan cerita palsu. "Tidak ada apapun yang pernah terjadi kepada wanita ini. [Cerita mereka] sangat dibuat-buat menjelang pemilu. Tidak ada yang lebih menghormati wanita dibanding saya," kicau Trump dalam akun Twitter miliknya.
(ama)