Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kehakiman Thailand Paiboon Koomchaya tengah mempertimbangkan penerapan sanksi sosial kepada warga yang dinilai mencemarkan nama baik monarki setelah kematian Raja Bhumibol Adulyadej.
Kepergian Raja Bhumibol pada Kamis (13/10) setelah 70 tahun berkuasa di Thailand menyisakan duka yang mendalam bagi warga Thailand yang begitu menghormati raja berusia 88 tahun itu. Di sisi lain, kepergian raja juga membuat konten internet diawasi dengan ketat, utamanya komentar yang dinilai menghina monarki Thailand.
"Tidak ada cara yang lebih baik untuk menghukum orang-orang ini dari menjatuhkan sanksi sosial kepada mereka," kata Paiboon, Selasa (18/10), dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paibook berjanji dia akan "mengejar para pelanggar hukum."
Komentar itu dilontarkan Paiboon di tengah maraknya aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga loyalis kerajaan Thailand dengan warga yang dituduh menghina monarki.
Rekaman video yang disiarkan secara langsung di Facebook menunjukkan sekelompok massa menendang dan memukuli seorang pria, serta memaksanya untuk bersujud meminta maaf karena diduga menghina monarki.
Rekaman yang diambil di Chonburi, timur Bangkok itu menunjukkan bahwa selama pemukulan tersangka berulang kali berteriak, "Saya tidak bermaksud melakukannya. Saya cinta raja! Saya salah!"
Video lain yang diunggah ke media sosial pada Senin (17/10) malam menunjukkan seorang wanita tua tengah dihujat massa dan bahkan ditampar oleh beberapa penumpang bus karena dianggap menghina raja. Polisi terlihat di tempat kejadian itu.
Thailand dengan ketat menerapkan
lese majeste yang dapat memberikan hukuman penjara maksimal 15 tahun bagi warga yang dinilai menghina kerajaan, keluarga kerajaan maupun tokoh pemimpin setempat.
(ama/den)