Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rodrigo Duterte mengatakan Filipina akan bebas dari tentara Amerika Serikat dalam waktu dua tahun. Selain itu, dia juga ingin menghapuskan pakta pertahanan kedua negara, kian mengancam posisi AS di kawasan.
Komentar ini menambah panjang daftar ancaman Duterte terhadap AS. Sebelumnya beberapa kali Duterte mengatakan akan menghentikan kerja sama pertahanan, termasuk latihan gabungan militer kedua negara yang rutin dilakukan setiap tahun.
"Saya ingin, mungkin dalam dua tahun ke depan, negara saya bebas dari kehadiran tentara militer asing. Saya ingin mereka keluar dan jika perlu merevisi kesepakatan, saya akan melakukannya," kata Duterte dalam forum ekonomi di Tokyo dalam lawatannya ke Jepang, Rabu (26/10), dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini memang ada segelintir pasukan khusus AS di beberapa bagian Filipina, terutama di Mindanao di selatan yang terlibat dalam operasi pemberantasan terorisme. Duterte sebelumnya mengatakan kehadiran tentara Amerika justru meningkatkan ketegangan dan ancaman keamanan dari kelompok separatis.
Duterte sebelumnya pernah menyebut Presiden AS Barack Obama "anak pelacur", menyebabkan pertemuan bilateral kedua negara batal digelar. Perseteruan Duterte dengan AS setelah Obama berada di barisan pengkritik program pemberantasan narkotika Filipina yang menewaskan 3.700 orang.
Dalam kunjungannya ke China pekan lalu, Duterte juga mengumumkan "perceraian" antara Filipina dan AS. Selain itu, Duterte juga menyiratkan niat merapat ke Rusia. Baik China dan Rusia adalah rival AS di kawasan.
(den)