Kelanjutan Latihan Militer Filipina-AS Ditentukan Bulan Depan

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2016 09:58 WIB
Pejabat militer Filipina dan Amerika Serikat akan bertemu pada akhir bulan depan untuk menentukan apakah latihan militer kedua negara akan dilanjutkan.
Pejabat militer Filipina dan Amerika Serikat akan bertemu pada akhir bulan depan untuk menentukan apakah latihan militer kedua negara akan dilanjutkan. (Reuters/Jason Lee)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pejabat militer Filipina dan Amerika Serikat akan bertemu pada akhir bulan depan untuk menentukan apakah latihan militer gabungan kedua negara yang selama ini rutin digelar setiap tahun akan dilanjutkan. Rencana ini diumumkan di tengah meregangnya hubungan kedua negara sekutu lantaran Filipina memberikan sinyal untuk melepas persekutuannya dari AS.

Pertemuan ini merupakan ajang tahunan untuk menyusun sejumlah rencana kedua negara yang akan digelar tahun depan. Pertemuan ini diharapkan dapat memberikan kejelasan soal hubungan kedua negara, menyusul berbagai komentar pedas dari Presiden Rodrigo Duterte kepada AS dalam beberapa pekan terakhir.

Regangnya hubungan kedua negara dimulai ketika AS mengkritik Duterte soal penerapan HAM dalam perang melawan narkoba yang telah menewaskan lebih dari 3.000 warga Filipina sejak ia menjabat. Duterte geram akan kritikan itu dan menyebut Presiden Barack Obama "anak pelacur."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duterte juga sempat menyebut akan menghentikan latihan militer tahunan dengan AS, setidaknya setelah 2017 mendatang. Pekan lalu, dalam kunjungannya ke Beijing, Duterte mengumumkan "perpisahan" dengan AS dan mengindikasikan sinyal untuk merapatkan hubungan ke China dan Rusia. Pekan ini, Duterte menyeru bahwa tentara AS harus keluar dari Filipina dalam dua tahun.

"Pertemuan itu seharusnya digelar pada 24 Oktober, tapi diundur hingga 24 November karena mereka (militer Filipina) menginginkannya setelah pemilu [presiden] AS," kata seorang jenderal angkatan darat Filipina, yang tidak ingin dipublikasikan identitasnya.

Pekan ini, Duterte menegaskan niatnya untuk merevisi atau membatalkan kesepakatan keamanan dan latihan perang gabungan dengan AS, hingga tinjauan lebih lanjut.

"Sampai sekarang, kami benar-benar tidak tahu latihan militer apa yang akan dihentikan, karena presiden belum membuat instruksi khusus," ujar sumber Reuters itu, Kamis (27/10).

Hubungan yang Setara

Pertemuan tahunan rutin antara Kepala Komando Pasifik AS dan Kepala Staf militer Filipina biasanya digelar di Honolulu atau Manila. Pertemuan ini mencakup sejumlah bahasan kegiatan, seperti pengumpulan intelijen, bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta latihan militer.

Jenderal militer Filipina mengungkapkan bahwa menteri pertahanan Filipina akan mencoba meyakinkan Duterte dalam rapat kabinet pekan depan untuk mempertahankan sejumlah latihan militer yang dinilai berguna. Namun, Filipina akan meminta jaminan dari AS bahwa mereka tidak akan diperlakukan sebagai negara dengan posisi yang lebih rendah.

"Apa yang kami inginkan adalah kemitraan yang setara dengan Amerika Serikat. Tapi, jika tidak ada perubahan, saya khawatir Filipina akan lebih menjauhkan diri dari Amerika Serikat," ujar sumber itu.

Seorang pejabat kementerian pertahanan Filipina menyatakan kepada Reuters bahwa pertemuan itu ditunda karena presiden belum menentukan latihan militer yang akan dibatalkan.

Departemen Pertahanan Filipina mengungkapkan kedua negara menggelar 28 latihan militer rutin setiap tahun, tiga di antaranya berskala besar.

Sementara, Pentagon menolak berkomentar ketika ditanya soal pertemuan ini. Namun, juru bicara Pentagon, Komandan Gary Ross, menyatakan bahwa pihaknya akan mencari klarifikasi dari sejumlah komentar Duterte tentang AS, "melalui dialog langsung".

"Kami akan terus berkonsultasi dengan mitra Filipina kami untuk menyesuaikan bantuan kami. Kami akan terus menghormati komitmen aliansi serta kewajiban perjanjian dan berharap Filipina melakukan hal yang sama," kata Ross. 

Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest menyatakan bahwa "serangkaian retorika kontraproduktif" dari Duterte telah "menyebabkan ketidakpastian yang tidak perlu dalam hubungan [kedua negara]." Namun, ia menegaskan bahwa Washington tidak menerima komunikasi formal soal perubahan terkait aliansi AS-Filipina.

"Ada proses diplomasi yang menyediakan saluran formal sehingga Filipina secara resmi bisa memberitahukan Amerika Serikat niat mereka untuk mengubah berbagai hal soal aliansi. Hingga saat ini, kami tidak menerima pemberitahuan resmi apapun," katanya.

Washington telah menjadi mitra keamanan terdekat Manila sejak akhir Perang Dunia II, ketika Filipina merdeka dari AS. Perjanjian pertahanan bersama ditandatangani pada 1951.

Amerika Serikat memiliki dua markas militer terbesar di luar negeri di Filipina utara sebelum penarikan pasukan tahun 1992. Namun, sekitar 1.200 pasukan AS kembali ditempatkan ke Filipina pada tahun 2000.

Aliansi militer menguat pada 2014 dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Lanjutan (EDCA). Kerja sama ini memungkinkan akses AS ke lima pangkalan militer Filipina. Duterte sempat mengancam akan menghapus EDCA. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER