Jakarta, CNN Indonesia -- Dikelilingi dinding hangus, di hadapan altar yang hancur, puluhan warga Kristen Irak mengadakan misa di Gereja Konsepsi Imakulasi di Qaraqosh pada Minggu (30/10), untuk pertama kalinya setelah wilayah tersebut direbut kembali dari tangan kelompok militan ISIS.
Denting lonceng gereja terdengar hingga Mosul, kota yang menjadi medan pertempuran antara ISIS, yang menguasai kota itu sejak 2014, dan tentara Irak yang didukung oleh pasukan udara Amerika Serikat.
Saat misa dimulai, Uskup Agung Katolik Suriah di Mosul, Butrus Moshe, berkata, "Hari ini, Qaraqosh bebas dari ISIS."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir
Reuters, Qoraqosh merupakan salah satu wilayah dengan mayoritas penduduk Kristen. Sejak ISIS menduduki Qaraqosh pada dua tahun lalu, warga Kristen tidak dapat hidup tenang.
Saat itu, ISIS memberikan ultimatum kepada umat Kristen untuk membayar pajak dan berpindah agama ke Islam. Jika tidak, mereka akan mati.
Akibat ancaman tersebut, banyak warga Kristen Qaraqosh akhirnya melarikan diri ke wilayah otonomi Kurdi.
Kini, setelah bebas dari cengkraman ISIS, warga Qaraqosh dapat bernapas lega. Namun menurut Moshe, masih banyak tugas yang harus dikerjakan, terutama upaya memulihkan mentalitas warga.
"Peran kita sekarang adalah untuk memberantas sisa-sisa peninggalan ISIS, termasuk menghapus penghasutan, pemisahan, dan konflik yang terus menjadikan kita korban. Perselisihan politik dan sektarian, menceraiberaikan kita, antara pemerintah dan rakyat. Mentalitas ini harus diubah," katanya.
Agama Kristen hadir di tanah Irak sejak abad pertama Sebelum Masehi. Populasi umat Kristen di Irak berkurang drastis setelah adanya rangkaian kekerasan akibat pelengseran Saddam Hussein pada 2003 lalu.
Namun, kehadiran ISIS dianggap memiliki dampak lebih besar terhadap berkurangnya populasi Kristen di Irak.
(ama)