Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa jam menjelang digelarnya pemilihan umum Presiden Amerika Serikat pada Selasa (8/11), jajak pendapat teranyar menunjukkan bahwa kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, berpeluang 90 persen mengalahkan rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump.
Menurut survei terbaru dari Reuters/Ipsos tersebut, Clinton memimpin sekitar 45 persen suara dalam pemilihan secara garis besar. Namun, mantan Menteri Luar Negeri AS itu diperkirakan dapat meraup 303 pemilih dalam Electoral College ketimbang Trump yang hanya mencapai 235.
Dalam pemilu pada Selasa ini, warga AS memang memilih capres unggulan mereka. Namun sejatinya, hasil pemilu hari ini akan menentukan jumlah pemilih yang akan maju lagi ke tahap terakhir, yaitu Electoral College.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Electoral College terdiri dari 538 pemilih yang terpilih dalam pemilihan umum sebelumnya. Calon presiden yang mendapatkan mayoritas 270 suara dalam tahap ini akan memenangkan pemilu presiden. Dengan demikian, jika merujuk pada hasil jajak pendapat terbaru ini, Clinton memiliki kesempatan besar untuk menang.
Kemenangan besar Clinton ini sebagian besar disumbangkan dari para pemilih kulit putih, hitam, maupun keturunan Latin di enam hingga tujuh negara bagian yang tidak menyukai Trump.
Namun, Trump masih dapat memenangkan suara di negara-negara bagian di mana Clinton hanya menang tipis, seperti Florida, Michigan, North Carolina, Ohio, dan Pennsylvania.
Jika Trump kalah di dua dari tiga negara bagian, yaitu Florida, Michigan, dan Pennsylvania, maka Clinton dipastikan akan menang. Di saat yang sama, Trump juga harus memastikan bahwa basis Republik, seperti Arizona, tetap setia pada partainya.
Tak hanya Clinton, di beberapa negara bagian yang merupakan markas Partai Republik, seperti Utah, Trump juga harus berhadapan dengan kandidat independen, Evan McMullin.
Dari semua negara bagian, Florida memegang peranan penting dalam menentukan pemenang pemilu dengan 29 Electoral Vote yang akan mereka sumbangkan.
Jika Clinton menang di Florida, maka ia hanya butuh unggul di salah satu dari tiga negara bagian besar yang memiliki swing voters, yaitu Ohio, Michigan and Pennsylvania.
Namun jika Trump yang menang di Florida, ia masih harus unggul di dua dari tiga negara bagian dengan swing voters terbesar tersebut, terutama Ohio dan Michigan.
Menurut survei terbaru ini, Clinton menang tipis di Florida, dengan angka 48 persen melawan 47 persen. Clinton memenangkan 75 persen suara pemilih kulit hitam dan hanya unggul 20 persen dalam peraihan suara dari pemilih keturunan Latin.
Sementara itu, Trump unggul 30 persen dari Clinton di mata pemilih kulit putih. Dengan demikian, kunci dari kemenangan Clinton adalah lebih banyak pemilih kulit hitam yang memalingkan suaranya. Jika tidak, pemilu ini akan diwarnai dengan persaingan ketat.
(has/has)