Jakarta, CNN Indonesia -- Donald Trump, meminta para pendukungnya untuk berhenti menyudutkan dan melecehkan kaum minoritas di AS. Komentar ini diluncurkan Trump ketika mendengar bahwa sentimen xenofobia dan Islamophobia meningkat sejak taipan
real-estate itu terpilih sebagai presiden melalui pemilihan umum pekan lalu.
"Saya sangat sedih mendengarnya. Dan saya katakan hentikan tindakan diskriminasi itu, jika itu membantu, saya akan katakan hentikan pelecehan pada kaum minoritas langsung di depan kamera," ucap Trump dalam wawancara dengan stasiun tv
CBS, Minggu (13/11).
Diberitakan
CNN, dalam wawancara pertamanya di televisi itu, politikus Partai Republik ini merujuk pada beberapa pendukungnya, yang menurut Stahl telah melakukan berbagai tindakan berbau rasisme tak lama setelah hasil pemilu menyatakan Trump sebagai presiden AS terpilih ke-45.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump berkata, dirinya telah melihat beberapa kasus penghinaan dan rasisme yang merujuk pada kaum minoritas terjadi sejak hasil pemilu telah diumumkan. Tindakan rasisme dan diskriminasi itu sebagian besar terjadi di sekolah dengan mayoritas siswa kaum kulit putih.
Beberapa kasus rasisme, sentimen Islamofobia, dan xenofobia
memang muncul di beberapa daerah di AS usai perhelatan pemilu pada 8 November lalu. Perkataan dan retorika Trump yang kontroversial terkait kaum minoritas di AS selama masa kampanye dikhawatirkan akan menjadi pembenaran bagi para pendukungnya untuk melakukan tindakan kebencian di sana.
Sebuah kasus yang menyiratkan sentimen Islamofobia muncul di New York University (NYU) Tandon School of Engineering pada Kamis (10/11) lalu. Menurut otoritas kampus, sejumlah siswa menemukan nama presiden AS terpilih itu tertulis di depan pintu ruang ibadah bagi umat Islam di gedung kampus mereka.
Sebuah grafiti berbau rasisme juga mencoreti salah satu dinding kamar mandi di gedung sekolah Minnesota High School. Tulisan lainnya yang terpampang di pintu kamar mandi bahkan bertuliskan "hanya untuk kulit putih", "Amerika kulit putih", dan "Trump".
"Saya katakan jangan lakukan (penghinaan dan diskriminasi) itu. Ini sangat buruk. Saya akan membawa negara ini bersatu bersama-sama," kata Trump.[Gambas:Video CNN]Dalam kesempatan itu, Trump juga mengkritisi berbagai aksi protes dan penolakan yang dilakukan warga terhadap dirinya yang muncul di berbagai penjuru di AS.
Trump bahkan menuding media arus utama telah membesar-besarkan dan memicu aksi penolakan dan protes unjuk rasa terhadap dirinya. Ia merasa diperlakukan tak adil menyusul serangkaian aksi protes di AS yang menolak kemenangannya.
Dalam wawancara itu, Trump sempat menyinggung peran FBI. Pria berusia 70 tahun itu belum menyatakan apakah akan meminta Direktur FBI James Comey untuk mengundurkan diri setelah dinilai tidak konsisten dalam penyelidikan skandal email mantan rivalnya saat kampanye, Hillary Clinton.
Selain itu, dalam wawancara itu pun Trump juga sempat membahas peran para pelobi dalam transisi kepemerintahannya serta fokus penguatan hukum pernikahan sesama jenis dan hukum aborsi yang akan mempengaruhi pilihannya dalam menentukan hakim di Mahkamah Agung AS.
(ama)