Kisah Wartawan Terjebak di Medan Perang Irak Melawan ISIS

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Selasa, 15 Nov 2016 12:26 WIB
Salah satu produser CNN, Hamdi Alkhshali, menceritakan kisahnya yang berusaha menyelamatkan dua rekan wartawannya yang terperangkap di medan perang di Mosul.
Salah satu produser CNN, Hamdi Alkhshali, menceritakan kisahnya yang berusaha menyematkan dua rekan wartawannya yang terperangkap di medan perang di Mosul (CNN/Arwa Damon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jumat pertama di awal November lalu menjadi hari terberat dan terpanjang bagi salah satu produser CNN, Hamdi Alkhshali. Dia bersama kedua mitra kerjanya, Arwa Damon dan Brice Laine berencana membuat laporan langsung dari garis depan pertempuran di Mosul, antara tentara pemerintah melawan kelompok militan ISIS. 

Hari itu, tidak seperti penugasan biasanya, ketiganya tidak bisa turun langsung untuk meliput ke medan perang bersama lantaran mobilisasi yang terbatas. Hamdi memutuskan untuk mempersiapkan laporan dari markas tentara Irak, sementara Arwa dan Brice yang pergi langsung ke medan perang.

Arwa dan Brice menumpang kendaraan lapis baja bersama pasukan khusus Irak, resimen Salahuddin. "Teman-teman, hati-hati, Tuhan selalu bersama dan menjaga kalian. Saya akan menunggu kalian dari sini," ucap Hamdi seraya memeluk keduanya sebelum pergi, seperti dikutip CNN, Senin (14/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar Jumat (4/11) pagi, 35 mobil lapis baja, MRAP, membawa Arwa dan Brice bersama pasukan lainnya menuju wilayah timur Mosul. Saat ini, wilayah tersebut menjadi titik operasi besar-besaran bagi pasukan Irak untuk merebut kembali kota itu dari militan ISIS.

Di perjalanan, letupan baku tembak artileri dan senjata pasukan Irak terus terdengar. Militan ISIS melontarkan serangan tembakan secara sporadis ke arah lahan kosong yang hanya berjarak 500 meter dari pusat pangkalan militer Irak, tempat Hamdi dan seluruh pasukan Irak berada.

Kondisi saat pengepungan resimen Salahuddin di MosulSekitar pukul 13.00 siang waktu setempat, sejumlah mobil Humvee kembali ke markas dalam keadaan rusak akibat telah diserang. (CNN/Hamdi Alkhshali)
Hamdi berkata, jaringan komunikasi yang sangat buruk saat itu membuat dirinya kesulitan menghubungi Arwa dan Brice di lapangan. Sekitar pukul 13.00 siang waktu setempat, sejumlah mobil Humvee kembali ke markas dalam keadaan rusak akibat telah diserang.

Hamdi sontak mendekati para pasukan yang baru saja tiba dari medan perang itu. Pasukan yang datang tidak sebanyak tentara yang pergi pada pagi harinya. Ekspresi terguncang terpampang pada masing-masing wajah para tentara seraya turun dari kendaraan lapis baja itu.

Setidaknya enam tentara yang keluar kendaraan itu mengalami cedera, salah satu dari mereka benar-benar dalam kondisi yang memprihatinkan.

"(Kelompok ISIS) yang hanya berjarak lima meter dari kami menembaki dan menyerang kami semua dari berbagai arah. Saya berhasil melumpuhkan tiga dari mereka, namun senjata yang saya bawa macet sehingga tidak bisa melanjutkan tembakan," ucap salah satu tentara yang berasal dari resimen Kirkuk, pasukan yang selama perjalanan menuju Mosul dan berada tepat di belakang resimen Salahuddin yang membawa Arwa dan Brice.

"Hanya kami (pasukan) yang berhasil melarikan diri. Ada sekitar tujuh tentara yang terjebak dalam sebuah bangunan di perumahan Karkukli. Hanya Tuhan yang tahu apakah mereka masih hidup atau tidak," ujar salah satu tentara.

Dari 35 kendaraan MRAP yang berangkat, hanya 12 kendaraan yang berhasil kembali ke markas. Arwa dan Brice tidak termasuk dalam 12 MRAP yang berhasil kembali itu. Rasa khawatir menjalar di benak Hamdi terkait keadaan dua rekannya tersebut.

Brice Laine, jurnalis foto CNN yang ikut terkepung ISISJuru foto CNN, Brice Laine terluka ketika terjebak dalam medan pertempuran di Mosul. (CNN/Arwa Damon)
Semula, Arwa direncanakan melakukan laporan langsung mengenai situasi di medan pertempuran menggunakan telepon. Saat Hamdi menghubungi produser senior, produser tersebut masih belum menerima sambungan telepon dari Arwa.

Dengan bantuan staf CNN lainnya, Hamdi berupaya menghubungi Arwa dan Brice melalui telepon dan pesan singkat. Itu tidak berhasil dilakukan sampai akhirnya sebuah telepon dari CNN Atlanta mengatakan berhasil melakukan sambungan komunikasi dengan Arwa.

Hamdi berujar, Arwa menghubunginya melalui sambungan telepon satelit yang ia bawa. Dengan sambungan telepon seadanya, Arwa memberitahu Hamdi bahwa dirinya dan Brice dalam kondisi baik-baik saja walaupun masih dalam keadaan terkepung oleh pasukan ISIS.

"Hamdi, kami disergap. Pengebom bunuh diri menyerang pasukan kami. Kami terkepung dari berbagai arah oleh ISIS," ungkap Arwa kepada Hamdi melalui telepon.

Hamdi segera menghubungi komandan militer Irak dan meminta mereka untuk mengirim bala bantuan untuk menyelamatkan resimen Salahuddin yang membawa Arwa dan Brice.

Arwa Damon, senior koresponden internasional CNN yang terkepung ISIS bersama pasukan Irak di MosulArwa Damon, senior koresponden internasional CNN yang terkepung ISIS bersama pasukan Irak di Mosul. (CNN/Brice Laine)
"Jangan khawatir," ucap komandan tersebut kepada Hamdi. Situasi resimen Salahuddin, menurut komandan itu, cukup baik untuk melakukan operasi penyelamatan. Seorang komandan pasukan pemberantas terorisem meyakinkan Hamdi bahwa mereka tengah mengupayakan proses penyelamatan secepat mungkin.

Namun, proses penyelamatan tidak pernah semudah perencanaan. ISIS mengetahui rencana pasukan operasi penyelamatan Irak, dan tengah mempersiapkan strategi untuk menghambat tentara pemerintah. 

Sekitar pukul 19.00 waktu setempat, resimen Diyala diserang ISIS. Dua kendaraan Humvees rusak dan beberapa pasukan cedera. Beberapa ledakan dan serangan tembakan kerap terdengar hingga hampir tengah malam.

Terlampau khawatir, Hamdi mencoba mengirim pesan singkat kepada Arwa untuk mengetahui keadaanya. Beruntung, Arwa masih membalas pesan singkat Hamdi dan menyatakan mereka dalam keadaan baik-baik saja walau masih terus bertahan dan mencoba keluar dari kepungan ISIS.

Sekitar Sabtu (5/11) dini hari, terdengar sebuah ledakan besar datang dari arah Arwa dan Brice berada. Hamdi segera mencoba menghubungi Arwa namun kali ini tidak ada respons yang datang darinya. Setelah 45 menit, Arwa membalas pesan singkat Hamdi dengan mengatakan ISIS kembali menggempurkan serangan ke arah resimen Salahuddin yang mencoba lari dari kepungan.

Pagi harinya, resimen Mosul mengerahkan 36 MRAP lapis baja untuk menyelamatkan pasukan resimen Salahuddin dan dua wartawan CNN yang masih terperangkap. Sekitar satu jam perjalanan dibutuhkan untuk bisa sampai di lokasi penyelamatan.

Pasukan ISIS kembali berhasil mengepung resimen Salahuddin yang mencoba melarikan diri dan bertahan dengan sisa amunisi dan kekuatan mereka. Pada akhirnya, sekitar pukul 13.30 waktu setempat, pasukan penyelamatan berhasil membawa Arwa dan Brice kembali ke markas.

"Rasa suka cita benar-benar menghampiri saya ketika melihat kedua rekan saya berjalan menghampiri saya dalam keadaan selamat," ucap Hamdi.

Sekitar 50 ribu tentara pasukan keamanan Irak, polisi, para pejuang Kurdi Peshmerga, ribuan milisi Syiah dan koalisi pimpinan AS memulai serangan terhadap kelompok ISIS sejak 17 Oktober lalu. Pertempuran diperkirakan akan berjalan alot karena ISIS kerap meluncurkan serangan balik dan menjadikan sekitar 1,5 juta warga Mosul sebagai perisai manusia. 

Pada akhir pekan lalu, pasukan pemerintah Irak terus mencoba  mengikis pertahanan kelompok ISIS di Mosul, dengan meluncurkan serangan intensif di kota Hammam al-Alil di selatan Mosul.

Perdana Menteri Haider al-Abadi, berbicara di pangkalan udara militer Qayyara di wilayah selatan Mosul, menyatakan pasukan Irak berusaha menutup semua rute pelarian yang diduga akan digunakan oleh ribuan militan ISIS untuk lari dari Mosul.

(ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER