Jakarta, CNN Indonesia -- Muslim di penjuru Amerika Serikat mengaku khawatir identitas mereka dilacak melalui panggilan telepon otomatis yang mengajak mereka berpartisipasi dalam jajak pendapat. Kekhawatiran warga Muslim ini sehubungan dengan beredarnya kabar Presiden terpilih Donald Trump akan menerapkan pelacakan dan kebijakan keimigrasian yang ketat bagi warga Muslim.
Dilaporkan
Reuters pada Rabu (23/11), panggilan telepon otomatis itu meminta warga AS untuk menekan angka satu jika mereka beragama Islam, dan angka dua jika mereka beragama lain.
Panggilan telepon ini merupakan bagian dari jajak pendapat yang dilakukan oleh Emerge USA, sebuah organisasi non-profit yang berupaya memberdayakan Muslim Amerika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur divisi Virginia dari Emerge USA, Sarah Cochran, memaparkan lembaganya menciptakan algoritma untuk memanggil warga Muslim agar berpartisipasi dalam survei soal pandangan dan pengalaman mereka setelah pemilu presiden pada 8 November mendatang.
Cochran mengungkapkan bahwa ia harus meyakinkan beberapa penerima panggilan bahwa jajak pendapat ini dilakukan oleh Emerge USA dan data mereka tidak akan dimanfaatkan oleh kelompok anti-Islam.
"Pekerjaan kami menjadi sulit karena warga [Muslim] enggan berpartisipasi lantaran takut," kata Cochran.
Sejak Trump memenangi pilpres, warga Muslim yang tinggal di AS menerima berbagai insiden bernada rasisme dan Islamofobia. Salah satu insiden terjadi ketika pendukung Trump menyerukan agar warga Muslim seharusnya dilacak dan tinggal di kamp penampungan warga AS keturunan Jepang selama masa Perang Dunia Dua.
Sementara itu, penasihat keamanan nasional yang ditunjuk Trump, Michael Flynn, menyebut Islam sebagai "kanker ganas yang tumbuh di tubuh 1,7 miliar orang di planet ini dan harus dimusnahkan."
Pada Selasa (22/11), Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) dalam akun Facebook dan Twitter mereka turut mempertanyakan soal jajak pendapat melalui panggilan otomotis tersebut, begitu juga dengan sejumlah warga Muslim AS lainnya.
Salah satu penerima panggilan otomatis itu menuliskan di Facebook miliknya, "Tidak yakin apakah ini adalah jajak pendapat palsu atau asli, tapi saya menyarankan Anda untuk melapor jika mendapatkan panggilan semacam itu. Selamat datang di dunia baru!"
(ama)