Presiden Brasil Pengganti Rousseff Terancam Dilengserkan

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Senin, 28 Nov 2016 15:21 WIB
Ribuan warga Brazil berdemo di Kota Sao Paolo pada Minggu (26/11) menuntut Presiden Brasil Michel Temer mundur dari jabatannya akibat nepotisme.
Ribuan warga Brazil berdemo di Kota Sao Paolo pada akhir pekan demi menuntut Presiden Brasil Michel Temer mundur dari jabatannya akibat skandal korupsi. (Reuters/Ueslei Marcelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan warga Brasil berunjuk rasa di Kota Sao Paolo pada Minggu (26/11) menuntut Presiden Brasil Michel Temer mundur dari jabatannya karena diduga terlibat skandal nepotisme pejabat tinggi negara. Tuntutan warga Brasil ini hanya berselang tiga bulan sejak Temer resmi duduk sebagai presiden menggantikan Dilma Rousseff yang dimakzulkan pada Agustus lalu akibat skandal korupsi.

Sejak mengantikan posisi Rousseff pada Mei lalu, Temer dihadapkan dengan skandal politik tingkat tinggi yang berbuntut tudingan bahwa ia telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk membantu salah satu menteri di kabinet pemerintahan.

Washington Post melaporkan, ribuan warga Brasil memprotes tindakan korupsi yang merajalela tak hanya di pemerintahan Brasil saat ini tapi juga di kancah perpolitikan negara itu secara keseluruhan. Selain itu, para pengunjuk rasa juga menuntut pemerintah untuk menyediakan fasilitas perumahan yang layak bagi warga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekelompok pengunjuk rasa bahkan turut membawa spanduk bergambarkan mantan Presiden Kuba, Fidel Catsro, dalam aksi demo kemarin sebagai tanda penghormatan terakhir.

Perwakilan dari partai politik dan gerakan sosial juga memprotes usulan pemerintahan Temer yang berencana memotong anggaran belanja negara demi mengendalikan defisit. Warga khawatir pemangkasan anggaran ini dapat berujung pada pengurangan fasilitas kesehatan dan pendidikan di Brasil.

Berbagai politisi oposisi pemerintah di parlemen tengah mengusulkan pemakzulan bagi Temer dalam rapat Kongres Brasil.

Sementara itu, Temer menampik segala tuduhan yang dilayangkan warga kepada dirinya. Skandal ini dinilai dapat menjegal rencananya terkait penghematan anggaran negara, yang selama ini ia serukan dalam upaya melepaskan negara Amerika Latin itu dari resesi ekonomi.

Temer merupakan wakil Rousseff saat menjabat sebagai Presiden Brasil sejak 2011 lalu. Ia kemudian dipilih untuk menggantikan posisi Rousseff yang jabatannya telah ditangguhkan akibat terjerat kasus korupsi pada Mei lalu.

Banyak pendapat yang mengkritik cara Temer berkuasa. Menurut sebagian warga, Temer yang dinilai hanya menggantikan status Rousseff tidak bisa melakukan perubahan mendasar pada program pemerintah yang telah direncanakan sebelumnya.

"Saya berunjuk rasa di sini untuk melawan akar masalah yang sedang dihadapi Brasil saat ini, yaitu pemakzulan tanpa sebab dan tidak berdasar," ungkap Edva Aguilar, salah satu demonstran yang menolak pemakzulan Rousseff. Ia berharap politikus Partai Pekerja itu bisa kembali menjabat sebagai Presiden.

Pemakzulan Rousseff oleh parlemen Brasil berlangsung pada akhir Agustus 2016 berdasarkan hasil pemungutan suara di Senat, dengan hasil 61-20 suara, menurut laporan Reuters.

Hasil ini menunjukkan para anggota Senat memilih agar Rousseff menjalani hukuman atas praktik penggunaan uang ilegal dari sejumlah bank negara untuk meningkatkan belanja publik.

Korupsi memang sedang menghantui pemerintahan Brasil. Tahun ini, puluhan pebisnis serta politikus negara itu ditahan dan didakwa atas berbagai tindakan korupsi.

Kongres Brasil sedang mempertimbangkan RUU anti-korupsi, namun, sebagian warga merasa khawatir rancangan peraturan ini memungkinkan adanya pengampunan bagi politikus yang melakukan korupsi di masa lalu.

Lantaran kontroversi RUU ini kian memburuk, melalui pernyataan persnya pada Minggu kemarin, Temer menyatakan tidak akan membiarkan adanya pengampunan bagi para pelaku praktik korupsi.

(ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER