Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun sulit, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter, yakin operasi perebutan kembali Kota Mosul, Irak, dari tangan ISIS dapat rampung sebelum Donald Trump dilantik menjadi presiden pada Januari mendatang.
"Ini sangat mungkin, tapi sekali lagi, ini akan menjadi pertarungan yang sangat sengit," ucap Carter dalam sesi tanya jawab dengan wartawan, sebagaimana dikutip
Reuters, Senin (5/12).
Operasi ini sudah digencarkan sejak 17 Oktober lalu oleh pasukan gabungan dari sekitar 100 ribu tentara Irak, Kurdi, dan milisi Syiah yang dibantu koalisi serangan udara AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hitungan hari, pasukan gabungan itu dapat memukul mundur ISIS dari daerah sekitar Mosul. Namun dalam beberapa hari belakangan, ISIS mulai mengumpulkan kembali kekuatannya.
Meluncurkan sejumlah serangan balik sejak Jumat (2/12) pekan lalu, ISIS menyerbu tentara Irak sehingga membuka jalan kembali menuju timur Mosul. Dari sana, mereka menyerang pasukan Irak di selatan dan barat Mosul.
Menurut sejumlah pejabat Irak, pasukan darat mereka mulai dapat menguasai beberapa daerah meskipun pasukan ISIS masih mengontrol tiga perempat wilayah Mosul.
Meskipun demikian, beberapa pihak tetap menganggap operasi ini akan sulit karena ISIS memiliki strategi kamuflase yang baik, seperti menyamar di tengah warga sipil. Mereka juga kerap menyerang dari dalam terowongan tersembunyi.
Mosul merupakan kota terbesar di Irak yang dikuasai oleh ISIS. Perebutan Mosul ini dianggap sebagai operasi yang krusial dalam upaya memberantas ISIS dari tanah Irak.
(has/ama)