Duterte Pastikan Tak Ada Upaya Pelengseran Wakil Presiden

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 09 Des 2016 10:45 WIB
Leni Robredo mengaku menerima informasi bahwa ada upaya untuk melengserkannya dari jabatan wakil presiden Filipina.
Robredo (kiri) kerap melontarkan kritik terhadap kebijakan Duterte (kanan), termasuk keputusan untuk memindahkan makam Ferdinand Marcos ke taman makam pahlawan. (Reuters/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menegaskan bahwa ia akan terus menjalankan pemerintahan bersama Leni Robredo hingga akhir masa jabatannya dan memastikan tak ada upaya untuk melengserkan wakilnya tersebut.

"Saya akan memastikan kepada Leni dan seluruh rakyat di Daerah Bicol bahwa dia akan ada hingga akhir masa jabatan. Tidak ada upaya melengserkan wakil presiden," ujar Duterte di Bicol, daerah asal Robredo, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (8/12).

Pernyataan ini dilontarkan oleh Duterte setelah Robredo mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan yang juga ia pegang di kabinet, yaitu pemimpin Dewan Koordinasi Pengembangan Perumahan dan Kawasan Urban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Robredo memutuskan untuk menanggalkan jabatan itu setelah menerima pesan singkat dari menteri lain yang mengatasnamakan Duterte, berbunyi, "Berhenti menghadiri semua pertemuan kabinet."

Saat mengumumkan pengunduran dirinya, Robredo mengatakan bahwa ia curiga ada upaya untuk melengserkan dirinya dari jabatan orang nomor dua terpenting di Filipina itu.

"Saya diberi tahu bahwa ada upaya untuk mencuri posisi wakil presiden. Saya memilih mengabaikan dan fokus pada pekerjaan saya saat ini, tapi peristiwa beberapa hari terakhir menunjukkan rencana itu sekarang mulai dilakukan" kata Robredo.

Di Filipina, presiden dan wakil presiden dipilih melalui pemilu berbeda. Robredo bukanlah pasangan wakil presiden yang diusung Duterte kala kampanye.

Robredo mendapatkan jabatan wakil presiden setelah mengalahkan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilu wapres dengan selisih angka sangat tipis.

Robredo tidak membeberkan lebih lanjut upaya untuk melengserkannya tersebut. Namun, ia mengaku menerima laporan bahwa Marcos Jr mendampingi Duterte dalam kunjungan kenegaraan ke China pada Oktober lalu.

Duterte dan Robredo memang kerap berselisih paham. Robredo kerap melontarkan kritik terhadap kebijakan Duterte, termasuk keputusan untuk memindahkan makam Ferdinand Marcos ke taman makam pahlawan.

Ia menilai, langkah itu merupakan penghinaan bagi warga Filipina yang tersiksa di bawah pemerintahan darurat militer Marcos pada 1972 silam.

Sebelumnya, Duterte menuding oposisi menggunakan aksi protes terhadap pemindahan makam Marcos sebagai upaya untuk melengserkan dirinya sehingga dapat membuka jalan bagi Robredo. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER