Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah rumah sakit umum di Kenya tak beroperasi karena sejak awal pekan ini, serikat dokter dan perawat melakukan aksi mogok untuk menuntut kenaikan upah.
Serikat itu menuntut kenaikan gaji dokter sebesar 300 persen, serta 25 hingga 40 persen bagi para perawat.
Para dokter dan perawat mengaku bahwa kenaikan upah ini telah disetujui sebelumnya melalui perundingan bersama dengan pemerintah pada 2013 lalu, tapi hingga saat ini belum juga terlaksana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin memperjelas, aksi mogok ini dapat berhenti jika Kesepakatan Perjanjian Bersama dilaksanakan. Para dokter di Kenya telah lama dirugikan dengan upah rendah ini," ujar Ouma Oluga, seorang parktisi medis yang juga merupakan anggota Serikat Apoteker dan Dokter Gigi Kenya.
Karena aksi unjuk rasa ini, rumah sakit umum di Kenya berhenti beroperasi sejak empat hari lalu. Akibatnya, pasien di negara itu terlantar. Sejumlah pasien terpaksa kembali ke rumah atau dipindahkan ke klinik swasta.
"Masyarakat Kenya perlu mengetahui bahwa kami tidak membenci pekerjaan kami. Kami mencintai pekerjaan kami, tapi kali ini kami perlu memperingatkan pemerintah bahwa kami serius dalam hal ini [menuntut kenaikan upah]," ujar seorang perawat bernama Eunice Ngare kepada
AFP saat mengikuti mogok kerja, Kamis (8/12).
Sementara itu, hakim Helen Wasiliwa meminta pemimpin serikat untuk menghadiri persidangan pada Selasa pekan depan.
Dia mengancam akan memenjarakan para peserta aksi mogok kerja lantaran dianggap tidak mematuhi keputusan pengadilan untuk membatalkan aksi mogok ini.
Akibat aksi mogok ini, setidaknya 100 pasien rumah sakit jiwa di Nairobi melarikan diri dan 14 pasien meninggal di rumah sakit umum karena minimnya perawatan
Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, mengatakan bahwa pemerintah siap mengadakan dialog dengan para dokter dan perawat tersebut agar mereka mau kembali bekerja.
"Mari kita semua sadar dan benar-benar memperhatikan kehidupan rakyat kita," tutur Kenyatta.
Pada Rabu lalu pemerintah menawarkan tambahan upah sebesar 50 ribu shilling atau sekitar Rp6,6 juta, sehingga gaji mereka akan mencapai sekitar 176 ribu shilling atau Rp23 juta. Namun, serikat dokter dan perawat itu tetap menolaknya.
Oluga menegaskan, jika pemerintah tak kunjung memenuhi permintaan mereka dalam waktu dekat, aksi mogok kerja ini akan terus berjalan hingga pekan depan. Tak hanya rumah sakit umum milik pemerintah, rumah sakit swasta pun akan ikut ditutup.
Media juga terus mengkritik pemerintah Kenya. Sejumlah netizen pendukung aksi mogok kerja mempertanyakan ketidaksanggupan pemerintah membayar upah para tenaga medis itu secara layak di tengah hilangnya jutaan dolar uang negara akibat korupsi di negara itu.
"Ini mengerikan, Kenya tidak sanggup membayar gaji dokter secara layak sementara miliaran uang dicuri dari negara," bunyi tajuk Harian Nasional minggu ini.
(has)