Seorang Pembantai Teridentifikasi Sebagai Anak Pejabat Kenya

Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Minggu, 05 Apr 2015 22:51 WIB
Pemerintah Kenya berhasil mengidentifikasi Abdirahim Abdullahi sebagai salah seorang pelaku pembantaian di kampus Garissa University College di Timur Kenya.
Seorang pria bereaksi marah saat mengetahui anaknya adalah salah satu korban dari pembantaian di Garissa, Kenya. (REUTERS/Thomas Mukoya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kenya berhasil mengidentifikasi Abdirahim Abdullahi sebagai salah seorang pelaku pembantaian di kampus Garissa University College di wilayah timur laut Kenya, Kamis lalu. Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian Dalam Negeri, Abdirahim merupakan anak dari salah seorang pejabat tinggi di Kenya.

Berdasarkan pemberitaan CNN, ayah dari sang pembantai merupakan seorang kepala pemerintahan di wilayah Mandera, Kenya Utara. Ia bernama Abdullahi Daqare. (baca juga: Kisah Korban Serangan Kenya yang Bersembunyi di Dalam Lemari)


Setelah diketahui sebagai salah seorang teroris yang ikut membantai ratusan mahasiswa di Garissa, kepada CNN, sang ayah memberitahukan kalau anaknya memang menghilang dan tak lagi berkabar kepada keluarga sejak tahun lalu. Saat itu menduga sang anak pergi ke Somalia atas kepentingan tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sekarang saya tahu dari orang sekitar yang mengikuti internet kalau anak saya merupakan salah satu dari pelaku teror itu,” kata Daqare. (Lihat Fokus: Serangan Mematikan di Kenya)

Kehilangan anaknya, menurut Daqare memang sempat diberitahukan kepada pemerintah Kenya. Namun rupanya kabar buruk mempertemukan kembali ayah dan anak ini. Sang anak kini sudah bergabung dengan kelompok militan Al Shabaab, teroris yang melakukan pembantaian keji terhadap ratusan mahasiswa di kampus Garissa University College.

Hingga saat ini Kepolisian Kenya telah menahan lima orang tersangka yang diduga berkaitan dengan serangan yang menewaskan setidaknya 147 orang di kampus Garissa University. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Kenya, Joseph Nkaissery sehari setelah tragedi pembunuhan itu berlangsung. (Baca juga: Lumuran Darah Selamatkan Titus dari Pembantaian Sahabatnya)

Atas insiden ini, Presiden Kenya Uhuru Kenyatta menyatakan perang terhadap al-Shabaab. Selain itu ia juga mengumukan masa berkabung nasional selama tiga hari. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER