Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 4.000 pemberontak beserta keluarganya akan dievakuasi pekan ini dari kantong pemberontakan terakhir yang mereka kuasai di Aleppo.
"Empat ribu pemberontak dengan keluarga mereka akan dievakuasi dari wilayah Aleppo timur," bunyi laporan dari televisi milik pemerintah Suriah pada Kamis (15/12), dikutip dari
AFP.
"Semua prosedur evakuasi mereka sudah siap," bunyi laporan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, evakuasi yang terlaksana berkat kesepakatan gencatan senjata ini bisa saja batal karena terdapat berbagai laporan bahwa militer Suriah menembaki konvoi para pemberontak.
Evakuasi ini sebelumnya sempat tertunda pada Rabu (14/12), meski kesepakatan gencatan senjata sudah tercapai antara Turki dan Iran. Alasan penundaan masih simpang siur, namun sumber
Reuters menyebutkan bahwa hal itu terjadi lantaran Iran meluncurkan sejumlah persyaratan baru untuk evakuasi.
Milisi Syiah, yang sebagian besar berasal dari Iran dan Hizbullah di Libanon, memang terlibat aktif dalam mendukung pasukan rezim Presiden Bashar Al-Assad merebut kembali Aleppo.
Sejak Rabu pagi, sejumlah bus sudah berjejer di wilayah pemberontak, siap untuk melakukan evakuasi warga. Menjelang siang hari, sejumlah ambulans memasuki daerah itu untuk membantu mengevakuasi warga yang terluka akibat perang.
Kesepakatan gencatan senjata dan evakuasi ini menandai berakhirnya pertempuan antara pasukan Suriah dan pejuang pemberontak, yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Sumber yang dekat dengan rezim Assad dan proses negosiasi gencatan ini mengungkapkan bahwa para tentara akan "menerima nama-nama semua pengungsi". Namun, sumber itu mengaku ragu daftar itu diterima militer Suriah atau tidak.
Isu penyerahan daftar nama sempat dikabarkan menjadi salah satu faktor tertundanya evakuasi pada Rabu.
Sumber itu juga mengatakan bahwa kesepakatan itu termasuk evakuasi warga yang sakit dan terluka dari Fuaa dan Kafraya, dua desa yang dikuasai pemerintah di provinsi Idlib yang dikepung pasukan pemberontak.
Militer Suriah dibantu serangan udara dan milisi Syiah mulai serangan masif untuk merebut kembali Aleppo timur pada pertengahan November lalu. Kini, pasukan rezim diperkirakan menguasai lebih dari 90 persen wilayah yang sempat dikuasai pemberontak.
Kesepakatan gencatan senjata ini menandai berakhirnya pertempuan antara pasukan Suriah dan pejuang pemberontak, yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
(has)