Jakarta, CNN Indonesia -- Muhamad Nasir dan Robin Piter, dua anak buah kapal warga negara Indonesia yang menjadi korban penyanderaan kelompok bersenjata di Filipina selatan, akhirnya diserahkan ke pihak keluarga setelah berhasil diselamatkan pada 12 Desember lalu.
Dalam proses serah terima, Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, menegaskan bahwa pembebasan keduanya merupakan hasil kerja keras pemerintah dan dukungan pihak-pihak terkait.
"Ini adalah hasil diplomasi total. Hasi kerja banyak pihak untuk tujuan yang sama yaitu membebaskan WNI yang disandera," kata Retno seperti tertera dalam keterangan resmi yang diterima
CNNIndonesia.com, Jumat (16/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam serah terima yang diselenggarakan di Kemlu hari ini, pihak keluarga juga menyampaikan terima kasih atas kerja keras pemerintah Indonesia dalam upaya membebaskan para anggota keluarga mereka.
Nasir dan Robin merupakan ABK kapal Tugboat Charles 001 yang disandera sejak 20 Juni lalu. Selain Nasir dan Robin, lima kru kapal lainnya juga ikut disandera namun lebih dulu dibebaskan pada Agustus dan Oktober lalu.
Penculikan ini terjadi di Laut Sulu, ketika kapal yang membawa 13 ABK itu
sedang menempuh perjalanan dari Tagoloan Cagayan, Mindanao, menuju Samarinda. Menurut juru bicara Kemlu, Arrmanatha Nasir, penculikan terjadi dalam dua tahap.
Pada tahap pertama, hanya 3 orang yang disandera. Lalu pada tahap kedua, 4 orang lainnya disandera. Sementara 6 ABK lainnya, ungkap Arrmanatha, berhasil lolos.
Saat ini, tersisa empat WNI yang masih menjadi korban penyanderaan di Filipina Selatan dalam kasus terpisah.
Pemerintah mengharapkan dukungan dari semua pihak agar upaya pembebasan empat WNI lain yang saat ini tengah dilakukan dapat segera membuahkan hasil.
(has)