Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar 350 orang berhasil dikeluarkan dari daerah kekuasaan pemberontak di Aleppo, Suriah, meskipun proses evakuasi dihentikan sementara akibat insiden pembakaran bus penyelamat pada Minggu (18/12).
"Lima bus tiba dari wilayah yang terkepung di timur Aleppo," ujar Ahmad al-Dbis, kepala tim dokter dan sukarelawan untuk proses evakuasi di Khan al-Assal, kepada
AFP.
Proses penyelamatan 350 orang ini sebenarnya juga hampir dibatalkan karena rawannya situasi di Aleppo setelah aksi pembakaran bus evakuasi oleh kelompok yang belum teridentifikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Rusia dan Turki mendesak pasukan rezim Suriah untuk mengizinkan konvoi bus itu melewati pos pemeriksaan terakhir. Menurut Dbis, 350 orang itu akhirnya tiba, tapi dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
"Mereka belum makan dan minum. Anak-anak kedinginan. Mereka bahkan belum bisa ke toilet," tutur Dbis.
Pada hari Minggu itu sebenarnya ada 100 bus yang seharusnya berangkat. Namun menjelang sore hari, 30 bus yang sudah terisi penuh tak dapat melanjutkan perjalanannya karena insiden tersebut.
Sementara itu, ribuan orang lainnya hanya dapat menunggu bus di tanah terbuka, di tengah dinginnya cuaca Aleppo. Hanya ada tiga dokter yang kini berjaga di dekat mereka.
Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perdamaian Suriah, Staffan de Mistura, mengatakan bahwa ada sekitar 40 ribu warga sipil dan 5.000 orang pemberontak yang harus dievakuasi dari Aleppo sejak pasukan rezim berhasil merebut daerah tersebut pekan lalu.
Sebelum evakuasi dihentikan, Syrian Observatory for Human Rights melaporkan baru sekitar 8.500 orang, termasuk 3.000 pemberontak, yang berhasil dievakuasi dari Aleppo.
(has)