Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Mongolia menyatakan tidak akan mengundang Dalai Lama setelah kunjungan terakhir pemimpin spiritual Tibet itu memicu kemarahan China.
"Di bawah pemerintahan ini, Dalai Lama tidak akan diundang ke Mongolia, bahkan untuk alasan keagamaan sekalipun," kata Menteri Luar Negeri Tsend Munkh-Orgil kepada koran
Unuudur, dikutip
Reuters, Kamis (22/12).
Dalai Lama dipandang sebagai pemimpin spiritual di Mongolia yang penduduknya dominan beragama Buddha. Namun, China tetap tidak bisa menerima kunjungannya ke negara itu karena dia dinilai seabagai separatis yang berbahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marah, Beijing menunda semua pertemuan dengan pejabat-pejabat Mongolia dan memaksakan biaya tambahan pada pengiriman komoditas antara kedua negara.
Ditanya soal pernyataan Tsend, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan pihaknya menganggap serius sikap Mongolia.
"(China) berharap Mongolia bisa benar-benar belajar dari insiden ini, dengan sungguh-sungguh menghormati kepentingan utama China, menepati janjinya, dan berusaha keras meningkatkan hubungan kedua negara," ujarnya.
Mongolia sebelumnya telah menyatakan kunjungan Dalai Lama tidak berhubungan sama sekali dengan pemerintah. Kedatangannya adalah atas undangan umat Buddha Mongol.
Ketika mengunjungi negara tersebut, Dalai Lama juga mengatakan akan mengunjungi Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump.
Beijing kerap menunjukkan kemarahannya dengan negara-negara yang menerima biksu pemenang Nobel Perdamaian itu. Dalai Lama melarikan diri ke India pada 1959 menyusul kegagalan upaya pemberontakan melawan pemerintahan China.
(has)