Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menyiratkan kecurigaan karena badan intelijen negaranya menunda sesi pengarahan atau briefing mengenai peretasan yang dilakukan Rusia.
"Briefing intelijen mengenai 'peretasan Rusia' ditunda sampai Jumat, mungkin dibutuhkan banyak waktu untuk menciptakan satu kasus. Sangat aneh!" kata Trump melalui akun Twitter pribadinya, Selasa (3/1).
Hingga saat ini, belum jelas jadwal awal dari sesi pemaparan ini. Gedung Putih juga belum dapat dihubungi oleh Reuters untuk dimintai klarifikasi lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isu mengenai peretasan Rusia ini mulai mencuat setelah Badan Investigasi Federal AS (FBI) merilis laporan penyelidikan terbaru yang menunjukkan, Rusia melakukan peretasan guna mengintervensi pemilihan umum untuk membantu kemenangan Trump.
Obama pun memutuskan untuk menjatuhkan sejumlah sanksi diplomatik dan ekonomi terhadap Rusia. Salah satu sanksi yang mendapat sorotan luas adalah pengusiran 35 diplomat Rusia dari AS.
Awalnya, Rusia dilaporkan akan membalas dendam dengan mengusir diplomat AS dari Moskow. Namun kemudian, pemerintah Rusia urung melakukan rencana itu. Trump pun mengapresiasi keputusan Rusia ini.
Trump kemudian mengatakan, ia "mengetahui beberapa hal yang tidak diketahui oleh orang lain" mengenai peretasan itu. Menurutnya, sangat sulit untuk menentukan dalang di balik peretasan tersebut.
"Ini sangat penting. Jika kalian memiliki informasi yang sangat penting, maka antarkan dengan kurir dengan cara lama. Tak ada komputer yang aman. Saya tidak peduli apa kata orang," katanya.
(has)