Jakarta, CNN Indonesia -- Bos kartel narkoba Joaquin “El Chapo” Guzman diekstradisi dari Meksiko ke Amerika Serikat pada Kamis (19/1), hanya berselang sehari sebelum Donald Trump dilantik menjadi presiden.
“Pemerintah hari ini menyerahkan Guzman Loera ke pihak otoritas AS,” demikian bunyi kutipan pernyataan Kementerian Luar Negeri Meksiko, sebagaimana dikutip
Reuters.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada
CNN, pemerintah Meksiko memang menargetkan ekstradisi El Chapo sebelum Trump dilantik. Menanggapi proses ekstradisi ini, seorang aparat AS yang berada di Meksiko mengatakan, “Senang akhirnya dia berada di wilayah AS."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
El Chapo merupakan bandar narkoba paling diburu di dunia. Kepala kartel narkoba Sinaloa ini sempat kabur dari penjara paling ketat di Meksiko dan berhasil dibekuk kembali pada Januari 2016 lalu.
Guzman dan beberapa pemimpin kartel narkoba lainnya didakwa oada 2009 lalu di Pengadilan Brooklyn, New York, atas tuduhan bekerja sama mengimpor lebih dari 119 ribu kilogram kokain ke AS dalam rentang waktu 1990 hingga 2005.
Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS melaporkan, penyelundupan heroin, ganja, kokain, dan methamphetamine dari Meksiko bernilai sekitar US$19-20 miliar setiap tahun. Kartel Sinaloa merupakan pemain utama dalam penyelundupan ini.
Meskipun El Chapo sudah ditahan, jumlah penyelundupan narkoba ke AS tak berkurang. El Chapo sangat ahli dalam membangun jaringan dan mengatur jalur penyelundupan sehingga meskipun ia tak ada, bisnis akan tetap berjalan.
“Ketika saya sudah tiada, semuanya tidak akan berkurang sama sekali,” ujar El Chapo kepada aktor Hollywood, Sean Penn, dalam sebuah wawancara khusus tahun lalu.